Share

15. Kebencian

“BRAKK!

Jenar menghantam meja di hadapannya hingga terbelah menjadi dua. Patih Danapati dan Senopati Jatiwungu terhenyak. Tak pernah mereka mendapati rajanya sedemikian marah. Kedua mata Jenar dipenuhi emosi yang meledak-ledak. Wajah cantiknya memang masih terlihat, namun ada senggurat kebencian dan dendam di sana.

“Apa sudah kau lakukan sesuai perintahku, Jatiwungu?” bentak Jenar.

“Ampun, Gusti, kami sudah mencari di dasar jurang itu. Bahkan dua orang prajurit menjadi korban karena terperosok saat mencoba naik ke permukaan,” lapor Senopati Jatiwungu.

“Persetan dengan prajurit itu! Aku yakin Arya masih hidup. Tusuk konde emasku tak kembali dan api Cundhamani di istana tak kunjung padam!” ketus Jenar. Baginya lebih baik Arya mati di hadapannya dari pada tak memberi kepastian seperti ini.

“Jenar, mohon dimengerti. Medan pencarian teramat sulit dan memang suamimu tak bisa ditemukan,” ucap Patih Danapati mencoba membuat emosi Jenar mereda.

Jenar menatap sinis Patih Danapati. Di istan
A.R. Ubaidillah

Ajian Lembu Ireng selengkapnya dapat dibaca di buku Cundhamani (Panah Api) chapter 175, 192 dan 193.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status