Share

64. Sepuluh Orang Baka Nirdaya

Teriakan seorang pria paruh baya tanpa perisai itu segera disambut oleh teriakan rekan-rekan lainnya. Mereka hanya sepuluh orang, namun menyongsong 150 prajurit Astagina yang masih sehat. Mereka tak berpelindung. Bahkan tak mengenakan alas kaki. Tak ada rasa takut di mata mereka, meski puluhan anak panah tengah terhunus di hadapan.

“Guru, ayo lakukan lagi!” pinta Perdana setelah menyaksikan sepuluh pria yang biasa ia panggil paman itu berlari sambil menggenggam pedang ke arah pasukan berkuda itu.

“Tidak, Perdana. Kau hanya harus melihat dan percaya mereka akan kembali dan berkumpul dengan kita lagi. Lagi pula tenagaku banyak terkuras tadi. Kerjamu bagus, sudah seratus lebih yang terkena Mandaraji-mu,” ucap Legawa begitu percaya.

“Tapi, Guru, mereka tanpa perlindungan!” kilah Perdana. Pemuda itu menggenggam kuat toyanya. Ia masih tak mengerti mengapa gurunya itu membiarkan para pria paruh baya menyerang dan mengorbankan dirinya.

“Diam dan saksikan!” tampik Legawa.

Perdana segera diam d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status