Share

23. Penelepon Gelap

Jakarta, 23 Maret 2018

“Sekali lagi saya peringatkan agar kamu jangan lancang mencampuri urusan saya! Kalau kamu masih nekad, jangan salahkan saya jika kamu menanggung akibatnya!” cecar lelaki di ujung telepon. Ceracaunya langsung menyerbu gendang telinga Bram begitu dia menggeser ikon gagang telepon berwarna hijau.

Pantas saja si penelpon naik pitam. Bram baru meladeni setelah mendapat 26 miss call.

Bram sendiri tidak ambil pusing. Yang dia tahu, si penelpon mengganggu keasyikannya menikmati semilir angin dari lantai 16. Apalagi, nama orang itu tidak masuk dalam contact list di telepon genggamnya.

Jumat malam itu, Bram sedang bersantai di single sofa di balkon apartemennya. Sebelah kakinya terjulur ke lantai. Sementara yang satu lagi terlipat dan bertopang di atasnya.

Bram menyesap kopi hitamnya kemudian meletakkan cangkir di meja. Sejenak kemudian dengan tenang, dia menyahut, “Apakah Anda merasa tidak perlu memperkenalkan diri?”

Sang lawan bicara terbahak. Suara tawa beberapa o
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status