Share

30. Kemarahan Stanley

Jakarta, 23 Maret 2018

“Hai, Bram!”

Wajah tegang Stanley langsung menyambut ketika Bram datang. Lelaki dengan rambut lurus dan diikat ke belakang itu duduk di samping ruangan Bram. Tepatnya, di meja yang ditempati Andra.

“Tumben banget, Stan. Ada apa, nih?” sahut Bram sambil menepuk bahu Stanley. ”Yuk, ke dalam.”

Bram menggiring Stanley ke ruangannya. Ruang kaca itu memang selalu dikunci oleh Bram jika ditinggalkan.

"Aku hanya mau mau tanya sesuatu,” cetus Stanley tanpa berbasa-basi. Lelaki itu sudah duduk menyilangkan kaki dan memiringkan kursinya. Sementara itu, tangan kirinya mengetuk-ngetuk meja.

“Tentang apa?” sahut Bram dari tempat duduknya.

“Kargo via udara dari Guangzhou bermasalah di Bea Cukai? Bagaimana bisa sudah sebulan nggak ada progress?”

Bram mengernyit. Kargo via udara? Dari Guangzhou? "Aku ingat betul tidak ada pengiriman via udara. Sudah dua bulan ini. Efisiensi anggaran sesuai kesepakatan. Aku sangat membatasi mengambil pilihan itu. ”

"Kamu yakin?”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status