Share

Bab 47. Lelaki Bercadar

“Panas... Panas... tubuhku aaaah,” Bimantara merancau kesakitan memegangi dadanya. Wajahnya berubah makin pucat seperti tanpa darah.

“Kang, bersabarlah, Dimas Cakraraya sedang mencari obat untuk luka dalammu!” ucap Gendis, menahan tangis, memegangi tangan Bimantara.

Kondisi Bimantara yang makin parah dan kesakitan membuat Gendis makin bingung, tak tahu harus berbuat apa. Tabib-tabib dari banyak tempat yang dia datangkan sama sekali tak membantu. Tubuh Bimantara makin hari makin kurus, dan tak bertenaga. Pada waktu-waktu tertentu, laki-laki yang dulu gagah perkasa itu menjerit kesakitan, merasakan tubuhnya seperti dibakar. Tidak tahan melihat kondisi suaminya kesakitan, Gendis hendak berlari mencari Permana, tapi Bimantara mencegahnya.

“Kau tikam saja aku dengan pedang, bila kau sudah bosan merawatku, daripada kau meminta bantuan Permana!” kata Bimantara terbata menahan sakitnya.

Gendis hanya terdiam menahan air matanya yang hampir tumpah melihat penderitaan suaminya. Dia kenal betul w
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status