Share

100. Gentleman

Fany

Sekarang giliran seorang pemuda tampan naik ke mesin rodeo. Teman-temannya gaduh mendukung sambil menggebrak meja, padahal benda itu belum mulai bergerak. Mereka mirip dengan para anggota team american football kampusku, gagah, berani, kampungan.

Aku tak terlalu peduli pada mereka, perlahan mendekati pria bersetelan jas tua hitam yang sibuk menulis sesuatu di atas meja sudut ruang. 

Sepertinya kehadiranku mengganggu. Dia memandang sejenak lalu kembali menulis. "Jika ingin berkenalan dengan pria di atas mesin, nanti. Tunggu sampai gilirannya selesai, mengerti, Nona?"

Kasar juga cara dia menjawab. Mungkin karena aku gadis. 

Suara dehemanku memaksanya menaruh pulpen ke meja. Bagus, sekarang aku bisa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status