Share

Bab. 59

Ingatan itu menimbulkan dilema yang berat di hatinya. Anak yang dikandungnya pasti akan membutuhkan sosok ayah. Namun, bagaimana mungkin ia berbagi suami dengan sahabatnya sendiri.

Luna terjebak dalam renungan. Memikirkan bagaimana masa depan akan berjalan. Ia menyadari bahwa keputusan apapun yang diambilnya akan membawa dampak besar, baik bagi dirinya maupun bagi orang-orang di sekelilingnya.

Malam itu, akhirnya rasa lelah membawanya ke dalam lelap. Ia tertidur dalam keheningan malam.

Pagi hari, sinar matahari mulai menerobos masuk melalui celah jendela, diiringi bunyi jam weker yang memecah keheningan. Luna membuka matanya secara perlahan, kemudian duduk di tepian ranjang. Perutnya yang kian membesar, mulai membuatnya merasa tidak nyaman.

Dengan penuh semangat, ia mulai bersiap untuk bekerja. Beranjak dari duduknya dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

Nikita sudah terlihat rapih dengan seragam sekolahnya. Rupanya, ia bangun lebih awal dan sudah menyiapkan sarapan untuk Luna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status