Setelah Kezia keluar, dia makin marah saat memikirkannya.Dia ingin makin dekat dengan Daniel, tapi bagaimanapun juga, dia gagal.Apa dia kurang memesona?Kalau begitu, apa Daniel pernah menyentuh Yasmin?Kezia tertawa oleh pikirannya sendiri. Bagaimana mungkin? Yasmin adalah orang yang paling dibenci Daniel.Makan bersama Yasmin dan membeli Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita demi wanita itu hanyalah cara Daniel menyiksanya.Kalau tidak, Daniel tidak mungkin menyerang Keluarga Guntur.Kezia tidak akan mengakui Yasmin adalah orang yang spesial bagi Daniel.Melihat perusahaan Keluarga Guntur berada di ambang kematian, Jason dan David pun terpaksa pergi ke panti jompo Tuan Besar Guntur di pinggiran kota.Tuan Besar Guntur sedang duduk di kursi utama. Dia sudah berusia delapan puluhan. Selain rambutnya yang putih, kondisinya lumayan sehat.Namun, saat ini Tuan Besar Guntur terlihat sangat marah dan sedang mendelik pada kedua anaknya."Kalian sudah didesak oleh anak dan keponakan sendiri samp
Pada siang hari, Yasmin pergi ke apotek.Dia hampir lupa minum obat.Dia tidak berani hamil dan lebih tidak ingin hamil.Ketika Yasmin membeli obat, dia membeli obat yang dimakan untuk jangka waktu panjang. Setidaknya itu tidak akan membahayakan tubuhnya.Lagi pula, Daniel tidak akan begitu cepat melepaskannya.Pria itu tidak bisa diprediksi dan kapan saja bisa berubah menjadi binatang buas.Setelah Yasmin membeli air mineral, dia berjalan sambil menelan obat.Muncul suara mobil di belakang. Yasmin mengira dia telah menghalangi mobil itu, jadi dia bergeser.Pada akhirnya, mobil itu tetap berhenti di sebelah Yasmin.Pada saat ini, dia mengira Daniel ingin menemuinya lagi.Ternyata, pria yang turun dari kursi pengemudi adalah seorang pria yang hampir berusia 40 tahun."Nona Yasmin, apa Nona masih mengingat saya? Saya adalah pelayan yang menjaga Tuan Besar Guntur, Hans Wijaya."Yasmin tercengang.Pantas saja pria itu terlihat tidak asing."Tuan Besar Guntur ingin bertemu dengan Anda.""Ak
Di lantai dua, Tuan Besar Guntur menatap wanita yang sedang duduk sendirian itu. Kemudian, dia berkata, "Dia cantik."Hans berpikir sejenak sebelum berkata, "Maksud Tuan Besar ....""Nggak peduli apa yang mereka pikirkan, Keluarga Guntur nggak boleh terlibat. Itu adalah batasku.""Ya. Keluarga Guntur bisa berjaya berkat Anda. Tapi, Tuan Muda Daniel sangat kuat ...." Dalam beberapa hari saja, Daniel dapat menghancurkan fondasi yang telah Tuan Besar Guntur bangun seumur hidupnya.Hans tidak menyelesaikan kalimatnya, tapi Tuan Besar Guntur mengerti."Dia membenciku ..." ucap Tuan Besar Guntur sambil memandang ke kejauhan."Apa Tuan Muda Daniel akan datang?" Begitu Hans selesai berbicara, terdengar suara beberapa mesin mobil yang mendekat.Tuan Besar Guntur menjawab, "Bukankah dia sudah datang."Setelah Yasmin melihat matahari terbenam dan langit menggelap, dia baru berjalan kembali.Sebelum dia mencapai rumah, dia melihat seorang pelayan sedang buru-buru berjalan ke belakang rumah sambil
Daniel mempunyai aura yang kuat. Walaupun seseorang tidak melakukan kesalahan, orang itu pasti akan merasa panik ketika ditatap Daniel.Itulah yang dirasakan Yasmin saat ini. Dia tidak punya jalan keluar karena ada dinding di belakangnya.Tuan Besar Guntur yang mendengar suara berisik di luar pun keluar. "Apa yang terjadi?"Keheningan di antara kedua orang itu pun pecah.Seorang pengawal berlari kemari, lalu mengangguk dengan hormat. "Tuan Daniel, setelah wanita itu tertembak, dia melompat ke danau. Kami sedang mencarinya dan akan memakan waktu yang lebih lama.""Siapa?" Tuan Besar Guntur masih bingung.Mata sinis Daniel tertuju pada Yasmin. "Masuk ke dalam mobil."Yasmin tersadar, lalu berkata, "Aku ambil tasku dulu." Dia membungkuk kepada Tuan Besar Guntur dengan sopan sebelum memasuki rumah.Daniel melihat Yasmin mengambil tasnya, kemudian naik mobil. Setelah itu, dia baru berkata, "Ada yang ingin diam-diam membunuhku. Sayangnya, aku sangat beruntung. Orang di balik pembunuhan itu p
Seseorang sedang duduk di sofa sambil memegang segelas anggur. Dia terus menggoyangkan gelas tersebut, tapi tidak meminumnya.Di kegelapan, layar ponsel menyala dan bergetar.Martin mengambil ponselnya, lalu mengangkat telepon. "Halo?""Gagal." Napas wanita itu terdengar sedikit memburu."Bisa-bisanya kamu gagal." Martin langsung tertawa. Tubuhnya berguncang sampai anggur di dalam gelasnya tumpah."Maaf. Semuanya salah Yasmin. Kalau bukan karena dia, Daniel sudah mati.""Kamu gagal karena itu masalahmu," ucap Martin kepada wanita itu."Ya, tapi lain kali Daniel pasti nggak akan seberuntung itu lagi."Martin tidak mengatakan apa-apa, melainkan bertanya, "Kamu terluka?""Lenganku tertembak, tapi pelurunya sudah keluar. Jangan khawatir.""Rawat lukamu." Setelah mengatakan itu, Martin langsung mengakhiri panggilan.Saat dia hendak minum, dia menyadari semua anggurnya sudah tumpah ke lantai. Dia pun melempar gelasnya dengan emosi.Saat perjalanan ke tempat kerja, Yasmin menerima panggilan d
Setelah mengantar seorang pelanggan keluar, seorang rekan kerja meregangkan otot-ototnya sambil berkata, "Aduh, hari ini melelahkan sekali!""Pasti lelah, dong! Nggak seperti seseorang yang cuman masuk kerja beberapa hari dalam satu bulan, tapi dapat mengambil gaji normal. Iri sekali, loh!""Tinggal tidur dengan atasan saja."Mereka sedang menyindir Yasmin bersikap sombong karena dia telah tidur dengan atasan.Terakhir kali Yasmin dipanggil eksekutif senior, semua orang mengira eksekutif senior tersebut menyukai Yasmin.Hanya Stella yang tahu kebenarannya.Meskipun dia tidak berani berbuat apa-apa pada Yasmin, dia selalu menatap Yasmin dengan sinis.Yasmin hanya bisa mengabaikan mereka.Lagi pula, dia memang tidur dengan "atasan".Meskipun dia dipaksa.Yasmin pernah melihat Kezia datang ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita beberapa kali.Dia pernah memergoki Stella dan Kezia sedang berbicara. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Kezia menatap Yasmin dengan sangat sinis.Tanpa perlu ber
Bagaimana mungkin Raymond mau menjadi ayah tiri dari tiga anak? Dia adalah pria yang berkualitas. Tidak ada orang waras yang bersedia!Ketiga anak itu tidak berbicara lagi dan sedang berpikir.Besok paginya, Yasmin yang sedang tidur sambil memeluk anak-anak terkejut saat dirinya diguncang bangun. Kalimat pertama yang didengar Yasmin adalah, "Mama, Kepala Sekolah sudah setuju menjadi papi kami!"Kalau ada kaca, Yasmin pasti bisa melihat wajahnya yang bengong.Setelah itu, dia tidak menganggap serius kalimat itu. Itu hanya ucapan anak kecil.Hanya saja, si kepala sekolah mulai sakit kepala karena diganggu terus.Akan tetapi, bagaimana Yasmin memberi tahu anak-anak kalau seorang ayah tidak boleh asal dipilih?Saat hampir waktu pulang kerja, Yasmin berpikir untuk menjemput anak-anak. Namun, kemudian ponselnya yang di dalam lemari berdering.Yasmin menerima pesan teks.Ini dari nomor yang tidak dikenal.Ketika dia melihat foto yang terlampir dalam pesan, tubuhnya langsung berkeringat dingin
Kezia sedang duduk di sofa sambil melihat Yasmin bekerja sebagai pelayan dengan tatapan mengejek.Beraninya orang seperti Yasmin dibandingkan dengannya? Yasmin bahkan ingin naik ke tempat tidur Daniel? Mimpi!Saat Kezia mendengar Yasmin menggoda Daniel di kantor dari Stella, kalau Kezia adalah orang yang kurang berpendidikan, dia akan langsung mencakar wajah Yasmin."Pelayan, ambilkan buah!" perintah Kezia."Ya, ambil lebih banyak. Kalau tanganmu sudah nggak bisa menampung, ambil dengan baju murahmu! Hahaha!"Suara tawa beberapa wanita itu terdengar sangat memekakkan telinga.Dengan ekspresi datar, Yasmin pergi mengambil makanan untuk mereka. Dia menaruh buah-buahan di sebuah piring.Kemudian, dia meletakkan piring tersebut di meja depan mereka.Saat Yasmin membungkuk, entah siapa melempar buah ke kepalanya.Mereka tertawa lagi.Yasmin menggertakkan giginya dan bersabar."Bukankah dia terlihat seperti orang bodoh? Dia bukannya menghindar. Apa dia menunggu ditampar?" Seorang selebritas