Seseorang sedang duduk di sofa sambil memegang segelas anggur. Dia terus menggoyangkan gelas tersebut, tapi tidak meminumnya.Di kegelapan, layar ponsel menyala dan bergetar.Martin mengambil ponselnya, lalu mengangkat telepon. "Halo?""Gagal." Napas wanita itu terdengar sedikit memburu."Bisa-bisanya kamu gagal." Martin langsung tertawa. Tubuhnya berguncang sampai anggur di dalam gelasnya tumpah."Maaf. Semuanya salah Yasmin. Kalau bukan karena dia, Daniel sudah mati.""Kamu gagal karena itu masalahmu," ucap Martin kepada wanita itu."Ya, tapi lain kali Daniel pasti nggak akan seberuntung itu lagi."Martin tidak mengatakan apa-apa, melainkan bertanya, "Kamu terluka?""Lenganku tertembak, tapi pelurunya sudah keluar. Jangan khawatir.""Rawat lukamu." Setelah mengatakan itu, Martin langsung mengakhiri panggilan.Saat dia hendak minum, dia menyadari semua anggurnya sudah tumpah ke lantai. Dia pun melempar gelasnya dengan emosi.Saat perjalanan ke tempat kerja, Yasmin menerima panggilan d
Setelah mengantar seorang pelanggan keluar, seorang rekan kerja meregangkan otot-ototnya sambil berkata, "Aduh, hari ini melelahkan sekali!""Pasti lelah, dong! Nggak seperti seseorang yang cuman masuk kerja beberapa hari dalam satu bulan, tapi dapat mengambil gaji normal. Iri sekali, loh!""Tinggal tidur dengan atasan saja."Mereka sedang menyindir Yasmin bersikap sombong karena dia telah tidur dengan atasan.Terakhir kali Yasmin dipanggil eksekutif senior, semua orang mengira eksekutif senior tersebut menyukai Yasmin.Hanya Stella yang tahu kebenarannya.Meskipun dia tidak berani berbuat apa-apa pada Yasmin, dia selalu menatap Yasmin dengan sinis.Yasmin hanya bisa mengabaikan mereka.Lagi pula, dia memang tidur dengan "atasan".Meskipun dia dipaksa.Yasmin pernah melihat Kezia datang ke Rumah Sakit Bedah Plastik Jelita beberapa kali.Dia pernah memergoki Stella dan Kezia sedang berbicara. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi Kezia menatap Yasmin dengan sangat sinis.Tanpa perlu ber
Bagaimana mungkin Raymond mau menjadi ayah tiri dari tiga anak? Dia adalah pria yang berkualitas. Tidak ada orang waras yang bersedia!Ketiga anak itu tidak berbicara lagi dan sedang berpikir.Besok paginya, Yasmin yang sedang tidur sambil memeluk anak-anak terkejut saat dirinya diguncang bangun. Kalimat pertama yang didengar Yasmin adalah, "Mama, Kepala Sekolah sudah setuju menjadi papi kami!"Kalau ada kaca, Yasmin pasti bisa melihat wajahnya yang bengong.Setelah itu, dia tidak menganggap serius kalimat itu. Itu hanya ucapan anak kecil.Hanya saja, si kepala sekolah mulai sakit kepala karena diganggu terus.Akan tetapi, bagaimana Yasmin memberi tahu anak-anak kalau seorang ayah tidak boleh asal dipilih?Saat hampir waktu pulang kerja, Yasmin berpikir untuk menjemput anak-anak. Namun, kemudian ponselnya yang di dalam lemari berdering.Yasmin menerima pesan teks.Ini dari nomor yang tidak dikenal.Ketika dia melihat foto yang terlampir dalam pesan, tubuhnya langsung berkeringat dingin
Kezia sedang duduk di sofa sambil melihat Yasmin bekerja sebagai pelayan dengan tatapan mengejek.Beraninya orang seperti Yasmin dibandingkan dengannya? Yasmin bahkan ingin naik ke tempat tidur Daniel? Mimpi!Saat Kezia mendengar Yasmin menggoda Daniel di kantor dari Stella, kalau Kezia adalah orang yang kurang berpendidikan, dia akan langsung mencakar wajah Yasmin."Pelayan, ambilkan buah!" perintah Kezia."Ya, ambil lebih banyak. Kalau tanganmu sudah nggak bisa menampung, ambil dengan baju murahmu! Hahaha!"Suara tawa beberapa wanita itu terdengar sangat memekakkan telinga.Dengan ekspresi datar, Yasmin pergi mengambil makanan untuk mereka. Dia menaruh buah-buahan di sebuah piring.Kemudian, dia meletakkan piring tersebut di meja depan mereka.Saat Yasmin membungkuk, entah siapa melempar buah ke kepalanya.Mereka tertawa lagi.Yasmin menggertakkan giginya dan bersabar."Bukankah dia terlihat seperti orang bodoh? Dia bukannya menghindar. Apa dia menunggu ditampar?" Seorang selebritas
Daniel jelas-jelas sedang memberi pelajaran.Yasmin mundur beberapa langkah.Daniel terlalu kejam. Dia bahkan berani menyerang wanita.Kezia ketakutan dan panik, tapi dia masih berani melangkah maju. "Kak Daniel, ada yang mau kuberi tahu kamu. Yasmin pergi mencari pria itu, pria yang sebelumnya kita lihat di restoran. Aku kebetulan melihat mereka dan mengambil beberapa foto. Pergi ambilkan ponselku."Kezia menyuruh salah satu selebritas wanita yang gemetar.Yasmin tidak berani bergerak sedikit pun. Saat mata tajam Daniel tertuju padanya, Yasmin merinding.Selebritas wanita itu kembali, lalu berkata, "Aku nggak melihat ponselmu!""Astaga. Kak Daniel, aku akan pergi mengambilnya ...." Kezia hanya bisa mencarinya sendiri, tapi dia juga tidak menemukan ponselnya. Ketika dia keluar, dia bertanya pada Yasmin, "Apa kamu mengambil ponselku?""Jelas-jelas kamu hanya memfitnahku. Kamu boleh periksa CCTV untuk melihat siapa yang mengambil ponselmu," jawab Yasmin dengan berani.Kezia tidak bisa me
Ketika Sofia berjalan keluar dari kompleksnya, sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depannya dan mengejutkannya.Klara keluar dari kursi belakang mobil, lalu dia berkata dengan kasar, "Berapa banyak uang yang kamu mau agar kamu bersedia meninggalkan Yasmin? Katakan saja, aku akan memberikannya padamu!"Sofia tidak menyangka Klara akan mencarinya lagi. Dia menolak, "Aku nggak mau uangmu.""Nggak usah berpura-pura di depanku." Klara mengeluarkan sebuah kartu sambil berkata, "Di dalam ada dua miliar. Cukup?""Aku sudah bilang, aku nggak mau uangmu."Klara tertawa. "Apa kamu nggak merasa munafik? Zaman sekarang siapa yang nggak suka uang?"Ekspresi Sofia tetap datar."Selagi aku sedang baik, cepat ambil uang ini dan pergi. Kalau nggak, kamu bahkan nggak akan mendapatkan dua miliar."Sofia melihat kartu tersebut sambil melangkah mundur. "Aku nggak perlu uangmu. Aku hanya ingin bersama Yasmin. Kamu tenang saja, aku pasti nggak akan mengungkapkan rahasiamu! Bisakah kamu mengasihaniku?"Raut waj
"Oke! Aku mau tidur bersama Adam!" Julian sangat senang."Aku juga nggak ingin pulang!""Apa seterusnya kami boleh tinggal di sekolah?" tanya Julius.Yasmin tersenyum. Dia mengira mereka tidak akan terbiasa, tapi sekarang mereka malah tidak ingin pulang?Setelah anak-anak tidur, Yasmin keluar dari koridor dan melihat Raymond sedang berjalan ke arahnya."Pak, belum pulang?" tanya Yasmin."Naik mobil. Aku akan mengantarmu," ucap Raymond"Aku ...." Yasmin hendak menolak, tapi kemudian dia tampak terkejut."Ada apa?" Raymond menoleh. Dia melihat seseorang yang tinggi berjalan keluar dari kegelapan. Tubuh orang itu memancar aura yang berbahaya. Di bawah cahaya lampu jalan, wajahnya tidak terlihat jelas dan seperti iblis.Yasmin tanpa sadar melangkah mundur."Apa yang kamu lakukan di sini?" Daniel tidak melihat Raymond. Matanya yang tajam hanya tertuju pada Yasmin.Apa yang dia lakukan? Wajah Yasmin memucat dan benaknya kosong. Dia seakan-akan tidak bisa berpikir."Sepertinya kamu nggak meng
Daniel menatap Yasmin yang sedang cemberut. Lampu dari luar jendela menyinari wajah Yasmin dan membuat kulitnya yang lembut terlihat kabur.Lidah Daniel masih bisa merasakan kemanisan Yasmin.Tubuh Daniel pun menjadi tegang.Saat ponselnya bergetar, Daniel menekan perasaannya. "Apa?""Orang kompleks berkata Sofia ditangkap Klara.""Jemput dia kembali. Nggak usah bersikap sopan kepada mereka." Setelah Daniel memberi perintah, dia melempar ponselnya.Yasmin bertanya, "Apa kamu sudah menemukan ibuku?""Karena aku sudah menemukan ibumu, bukankah kamu perlu membalasku?" Mata Daniel bersinar dalam kegelapan.Yasmin mengenali tatapan mata itu. Dia pun menelan ludah dengan gugup.Dia melihat ke luar jendela dengan gelisah.Meskipun dia menolak, dia tidak bisa melakukan apa-apa, 'kan?Anak buah Daniel langsung pergi ke rumah Keluarga Guntur. Begitu mereka masuk, mereka menghancurkan semua barang di dalam.Orang-orang yang tidak tahu apa-apa mungkin mengira mereka adalah mafia.Klara yang ketaku