Tio segera mencari-cari Erland, pria ini mengunjungi kediaman Bagaswara tetapi satpam mengatakan tidak ada tuan rumah, yang ada hanya nyonya rumah. Maka, Tio segera mengunjungi William di Big Founder. “Aku mendengar papanya Amei menyuruh Amei fokus pada Erland. Erland mana hm, jelaskan padaku!” Emosinya sedang melonjak, tetapi hanya bisa diekspresikan lewat dengusan karena di hadapannya William-sahabatnya, tetapi jika di hadapan Erland yang dimaksud Adhinatha, maka Tio tidak akan menahan diri.William rasa ini saatnya mengatakan kenyataan pada Tio. “Erland saudara kembarku. Amelia punya hubungan dengan Erland.”“Apa!” heboh Tio. Dirinya tercengang dengan suara yang mungkin mampu menembus atmosfer, sedangkan William segera mengorek telinganya menggunakan ujung kelingking karena suara Tio menusuk indera pendengarannya.“Begitulah ....” Santainya.Tio menggeberak permukaan meja kerja William menggunakan kedua telapak tangannya yang lebar. “Tapi aku yang selama ini mencintainya. Sejak kap
Esoknya Nitara memang meminta diantar ke rumah orangtuanya, sedangkan Erland kembali menghuni gedung Big Founder. Namun, sebuah berita mengejutkannya. Artikel itu mengatakan jika William-pewaris tunggal Big Founder berselingkuh dengan Amelia-pewaris King Scorpio. “Berita busuk apa ini!” Hal yang paling tidak bisa diterimanya adalah gambar wajahnya dan Amelia terpajang sangat jelas.Bagaswara segera mengunjungi ruangan Erland. “Kamu sudah melihatnya, Nak?” Kedatangannya membawa wajah berang.“Iya, Pa. Orang seperti ini selalu saja mengutamakan keuntungan pribadi tanpa ingin mencari kebenarannya terlebih dahulu. Ck!”“Tenanglah, Papa akan mengurusnya. Kamu fokus saja pada pekerjaan. Sebelumnya Amelia dan William juga memang pernah masuk ke dalam artikel, ini bukan yang pertama,” penjelasannya diberikan supaya Erland tidak merasa cemas atau hal negatif lainnya karena Erland barusaja memulihkan diri.Erland mendesah pelan, “Baiklah. Erland minta maaf karena harus merepotkan Papa.”“Tidak
Nitara tidak membalas chat dari Amelia, maka sahabatnya pikir jika William sedang bersama Nitara. “Aku memang harus lebih cekatan menanyakan rencana William memutus hubungan kita karena sanak saudara sudah tahu tentang Kenzo, tapi aku juga tidak mau memaksa William.” Amelia memutuskan untuk mengatakannya pada Erland dan membiarkan saurdanya yang membahasnya dengan William.Maka, pada tengah malam Erland menyampaikan kalimat Amelia pada William hingga saudaranya berpendapat, “Tidak salah juga sih mamanya Amei mengatakan kalau kalian menikah siri, setidaknya Kenzo masih diakui menjadi anak kalian, dibandingkan diakui sebagai anak asuh seperti Amei dulu.”“Iya, tapi pasti hal ini tidak bisa dibiarkan lama-lama karena bagaimanapun keluarga Amei adalah keluarga tepandang, bahkan ayahnya salah seorang pejabat.”“Tenang saja. Besok kalau Tara mengajak pulang, aku akan membicarakannya dengan tuan Adhinatha.”“Hm. Aku akan menyampaikannya pada Amei. Aku rasa Amei canggung mengatakannya padamu.
“Kapan kalian menikah, aku yakin tidak saat ini. Apa kamu yakin Erland pria yang tepat. Mei, hubungan kalian baru saja seumur jagung, berbeda dengan hubungan kita.” Tio tidak akan menyerah mendapatkan Amelia.Amelia menutup kelopak matanya sesaat seiring membuang udara lelah pada Tio. “Panjang dan pendeknya hubungan kita tidak penting. Kami sudah punya anak. Anak kami membutuhkan orangtuanya.” Tidak ada nada kesal dalam kalimat Amelia, tetapi sangat mengiris hati Tio. Seketika, pria ini dibuat tidak berkutik.“Baiklah, jika memang kamu sudah yakin pada Erland. Tapi kapanpun kamu ingin kembali padaku, kembalilah ...,” tulus Tio yang dirasa tidak dapat menutup hatinya pada Amelia.“Aku akan hidup bahagia bersama Erland dan Kenzo.” Lagi, suara Amelia tetap terdengar indah tidak terdengar nada mengomel atau semacamnya.Tio memandangi Amelia, sendu di hatinya memang tidak dapat diekspresikan. Maka, hanya embusan udara lemah yang dapat diperlihatkan. “Mei, aku akan selalu mencintai kamu.” K
Malam tiba, William dan Bagaswara tiba di tempat yang sudah dijanjikan. Keduanya menemui Amelia serta kedua orangtuanya, Kenzo juga berada di sana dalam asuhan bibi yang berada cukup jauh karena tidak sopan rasanya jika wanita ini berdekatan dengan tuan dan nyonya yang akan membicarakan hal penting walau dirinya sudah mendengar dari Amelia.“Ma, Pa, sebelumnya William meminta maaf jika selama menikah dengan Amelia, William melakukan kesalahan di sengaja ataupun tidak.”“Lupakan, Nak. Peranmu selama menjadi suami putri kami dan selama menjadi menantu kami sangat kami hargai, kamu sudah melakukannya dengan baik.” Senyuman Adhinatha yang juga menyayangi William sebagaimana menantunya walau itu akan segera berakhir, menantunya akan digantikan oleh Erland, tetapi Adhinatha tidak akan membuang William, mereka akan tetap menganggap pria itu sebagai bagian penting dari keluarga.William menarik udara cukup dalam kemudian dibuang dan berkata, “Mulai saat ini William talak Amelia.” Kalimat ini
Nitara memuntahkan sarapannya hingga dirinya dibuat lemas. Dengan cekatan William memberikan kompres hangat pada perut serta dahi sang istri, tidak lupa memberikan air hangat untuk diminum. “Ke dokter yuk. Aku tidak bisa sembarangan memberikan obat, kita harus tahu dulu kamu sakit apa.” Pria ini sangat berhati-hati karena dirinya tidak ingin sang istri salah mengkonsumsi obat yang hanya akan berakibat negatif.“Tidak usah ..., mungkin aku masuk angin ....” Wajah Nitara sudah memucat akibat lemas dan perutnya masih seperti mengaduk.William membiarkan Nitara beristirahat, sedangkan dirinya menuju ke dapur untuk membuat teh jahe. Miranda segera dibuat tabu dengan kebiasaan baru putranya. “Tumben membuat teh?”“Iya Ma, buat Tara. Mama punya jahe? Buat hangatkan perut Tara, tadi Tara sampai muntah,” cerocos William karena panik.“Kenapa?” Miranda segera cemas.“Entah, Tara bilang mungkin masuk angin. Tara tidak mau diperiksa.” Air panas mengucur ke dalam gelas, sedangkan Miranda segera me
“Astaga Tio ....” Kali ini Amelia dibuat kewalahan, dirinya membuang udara panjang, “terserah kamu saja.” Amelia memutuskan meninggalkan mantan pacarnya yang selalu tenggelam dalam lautan cintanya, tetapi pria itu tetap membuntuti. Menunjukan wajah biasa saja seolah hubungannya dengan Amelia baik-baik saja, tujuannya untuk memanasi Erland.Jadi, kini dua pasang manusia berolahraga bersama. Tio selalu menunjukan otot-otot kekarnya di hadapan Erland karena pria itu tidak memiliki otot menawan sepertinya. Tubuh Erland memang semakin indah, tetapi untuk mendapatkan otot padatnya dulu tentu saja tidak semudah berkhayal, dirinya masih memerlukan waktu lebih banyak.Melihat tingkat Tio, Erland hanya tertawa kegelian di dalam hatinya karena dirinya tidak peduli sama sekali pada seberapa baiknya tubuh rival cintanya itu toh bagaimanapun pesona yang dimiliki Tio, Amelia tidak akan terpesona. Alih-alih pujaan hatinya, justru Tio sering menjadi bahan perhatian wanita lain yang ada di gym, tetapi
Cukup lama susana hening hingga akhirnya Miranda melepaskan pelukan Bagaswara, digantikan dengan memandangi suaminya. “Erland tidak mengatakan apapun pada Mama ....”“Erland juga menunggu waktu yang tepat, Ma. Tolong maafkan anak-anak kita termasuk Papa ....”Miranda mendesah, “Jadi, selama ini Erland dan Amelia telah mengenal, tapi Mama juga tidak tahu itu.”“Karena hubungan mereka di masa lalu sangat berkaitan dengan Kenzo. Tolong jangan kesal dan anggaplah Amei menantu Mama mulai dari sekarang.”Miranda membuang udara panjang seiring mengusap dada. “Seharusnya Erland dan Amelia menikah apalagi sudah ada Kenzo.”“Mereka memang berniat menikah. Kita tunggu saja niat baik anak-anak, Papa yakin tidak akan lama lagi.”Tok tok tokKetukan halus pintu menghentikan pembahasan. “Ma, Pa, maaf Erland mengganggu ....” Suara santunnya di balik daun pintu.“Buka saja, Nak,” izin Bagaswara. Maka, Erland segera menampakan wajahnya bersama senyuman cerah.“Syukur Tara sudah hamil, Erland ikut senan