Share

Dua Puluh Tujuh

“Pak, buat apa sekolah tinggi-tinggi kalau hanya bisa mengedepankan emosi daripada ini?” Mata Srikandi menatap tajam kepada bosnya yang masih mengatur napas.  Satu telunjuknya menunjuk kepala sebagai simbol kedewasaan berpikir.

“Ayo, Bang!”

Srikandi memapah Ridho menuju mobil yang mereka tumpangi tadi. Arjuna menatap punggung lelaki yang berlalu. Hatinya semakin tercabik melihat perlakuan Srikandi kepada lelaki itu.

“Boss ....” Benny menyodorkan satu botol air mineral pada Arjuna. Lelaki itu menerimanya dan segera meneguknya sampai habis. Di lemparnya botol air mineral itu sembarang.

Sementara matanya masih mengikuti arah kemana mobil yang di tumpangi Ridho dan Srkandi pergi. Untuk kali pertamanya, terlihat olehnya Srikandi duduk di balik kemudi. Kenapa terlihat menjadi semakin keren, pikirnya.

“Pantau terus mereka, pastikan dia aman dari buaya itu.”

Arjuna menoleh sekilas pada Benny. Kemu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status