Pesta makan malam untuk menyambut Warren Dawson sebagai bagian keluarga Lagrave akhirnya tiba. Seperti perjamuan untuk menyambut raja, meja makan panjang di ruang makan dipenuhi oleh beragam makanan mewah yang menggiurkan. Saliva Bianca berkumpul di mulutnya begitu ia memperhatikan satu-persatu menu dibariskan rapi ke atas meja oleh pelayan di sana. "Apa ada yang tidak kau sukai, Miss?" Junie bicara sambil memperhatikan nonanya yang hadir lebih jelita dari biasanya. Surai hitamnya yang panjang terjalin manis ke belakang, dihias oleh aksesoris pita berwarna biru, menyesuaikan warna gaun malam yang ia kenakan. Bibir ranumnya tersapu oleh warna merah muda tipis yang membuat wajahnya lebih natural dan muda, perona di pipinya, eyeshadow di matanya, Bianca sudah seperti mahakarya. Junie kagum pada karyanya, kagum pada keindahan Bianca yang mampu membuat bakat makeup Junie menjadi tidak sia-sia. "Semuanya sempurna, Junie. Aku sampai merinding." Ketika situasi berjalan terlalu baik, bukan
Hubungan Warren Dawson dan Roman Lagrave adalah hubungan simbiosis mutualisme. Mereka adalah dua orang yang bekerja sama demi memperoleh keuntungan besar bersama. Sebuah hubungan timbal-balik yang memberikan mereka keuntungan setara. Mereka mempunyai tujuan yang sama, dan buruknya, ego yang sama pula.Terima kasih pada ego mereka yang setinggi langit dan seluas samudera, berdiri di posisi yang setara adalah sebuah posisi yang hina bagi mereka. Warren dan Roman menginginkan dominasi di dalam hubungan kerja sama itu. Sebagai pengusaha naik daun yang mendobrak naik ke posisi atas, Warren ingin menunjukkan kalau dirinya adalah keberadaan luar biasa yang wajib ditakuti. Sementara itu, Roman adalah pebisnis lama yang sudah mempertahankan posisinya di puncak menara, ingin menunjukkan alasan mengapa ia berada di atas sana sejak lama.Meskipun sekarang mereka terikat dalam hubungan kekeluargaan, Warren dan Roman masih berusaha keras, secara implisit, menunjukkan sisi alpha mereka. Warren menca
Warren Dawson melenggang tenang mengikuti Bianca yang melangkah di hadapannya. Karena Warren meminta untuk berbicara empat mata dengan Bianca, Bianca pun membawa ayahnya tersebut ke kamarnya. Ke dalam ruangan yang mampu menyembunyikan mereka dari segala mata yang memandang. Setelah sampai di kamar Bianca juga, ketika pintu tertutup di belakang mereka dan menyisakan keheningan di udara, ketika Bianca berbalik menghadap ayahnya..., dan PLAKKK!!! Satu tamparan mendarat di pipi Bianca. Keras tamparannya memecah keheningan, membuat Bianca terhuyung mundur dengan telinga berdengung. Bianca sudah menduga ini akan terjadi, tapi sialan, ia masih tidak terbiasa dengan sakit pukulan ayahnya. "Siapa kau pikir dirimu sampai berani-berani menginterupsi ucapanku?" Warren menapak satu langkah ke hadapan Bianca, telunjuknya naik lagi dan menoyor kening puterinya. Satu kali, dua kali, sampai hatinya puas. "Saat aku sedang mengajar keluarga Lagrave untuk menghormatimu, kau malah menyelaku? Apa kau an
"Apa salah Erina padamu sampai kau dan ayahmu bersekongkol untuk menyingkirkannya dari sini?"Ketika Bianca mengira ia akan menemukan ketenangan setelah ayahnya pulang, Gerald mendobrak masuk ke kamarnya dan langsung mencecarnya dengan pertanyaan yang menjengkelkan. Untung saja lampu di kamar itu sudah dimatikan, pikir Bianca, ia tidak mau Gerald melihat jejak tamparan Warren di pipinya. Bianca tidak mau memperoleh simpati dari si bajingan yang tidak tau cara mengetuk pintu itu!"Sebelum kau mempertanyakan salah Erina, bagaimana kalau kau bertanya apa yang salah dari ucapan ayahku tadi sampai kau marah-marah begini?" Bianca duduk di bibir ranjang, tangan tersilang di dada. Cahaya samar dari rembulan di luar kamarnya, masuk dan mencetak bayangan karpet di lantai."Kau masih bertanya?" Gerald terpana."Tentu saja. Soalnya aku tidak merasa apa yang ayahku katakan adalah kesalahan. Baiklah, dia memang agak frontal, tapi poin-poin yang dia ucapkan sangat masuk akal.""Jadi menurutmu, menyi
'Hanya karena aku memahami posisiku, bukan berarti aku akan tiba-tiba berubah ramah pada Bianca dan bersikap seperti pria kasmaran padanya,' Gerald membatin kesal ketika untuk kesekian kalinya, ia kembali mendengar omelan Roman tentang 'betapa pentingnya kerja sama dengan keluarga Dawson, dan betapa rumah tangga Gerald dan Bianca mempunyai peran signifikan dalam berlangsungnya kerja sama mereka'. "Kau hanya perlu bertahan di pernikahan ini selama 5 tahun. Sampai kontrak kerja sama kami selesai, kau bebas meninggalkan wanita itu, Gerald. Kau bebas melakukan apa saja. Bahkan bila kau ingin menikahi 5 wanita, Ayah tidak akan melarangmu. Hanya..., jaga hubunganmu dan Bianca sekarang." "Aku mengerti maksud Ayah, tapi itu tidak berarti aku akan mengabaikan sikapnya yang berusaha menyingkirkan Erina. Erina..., dia adalah bagian keluarga kita." "Aku setuju dengan Gerald," sahut Melisa. "Sepenting-pentingnya bisnis, keluarga adalah nomor satu. Aku tidak mau orang asing mendikte kita tentang
"Apa kau impoten?"Gerald sedang mengancing baju kemejanya satu-persatu di depan lemari. Pikirannya pagi itu teduh dan tenang, sampai akhirnya suara Bianca kemarin sore mencuat di benaknya. Gerald membanting pintu lemari dengan keras sebelum berlalu dari sana dengan wajah kusut menahan murka."Siapa yang dia sebut impoten?" Gerald mengomel keki. Ucapan Bianca tempo hari sangat melukai harga dirinya sebagai pria yang sehat dan prima. Kejantanannya, maskulinitasnya sebagai seorang pria, diremehkan, dan demi Tuhan, itu sangat menjengkelkan.Gerald tau Bianca hanya memprovokasinya, mengejeknya demi memenangkan sebuah argumen. Namun..., argumen itu tidak akan keluar dari bibir Bianca kalau pemikiran itu tidak pernah ada di benaknya. Dia tidak akan pernah mengatakan sesuatu yang tidak ada di pikirannya, tidak terkecuali selama ini..."Apa dia menganggapku impoten selama ini?"Gerald menatap pantulan wajahnya di cermin dan mengernyit ngeri.Jangan bilang kalau selama ini Bianca menertawainya
"Di mata keluarga Lagrave, kau hanya seorang sanderaan yang mereka gunakan untuk mempertahankan kerja sama dengan Ayah. Aku mengerti itu adalah hubungan yang wajar, semenjak pernikahan kalian adalah pernikahan bisnis. Tapi..., memikirkan kau harus tinggal bersama segerombol orang asing yang menjadikanmu objek, aku tidak bisa tidur tenang di sini." Setelah berpisah lama dengan Clarissa Dawson, Bianca akhirnya menerima kabar dari adiknya tersebut. Namun, bukannya membahas kesenangan Clarissa selama di Stanford, adiknya itu malah membahas tentang status kehidupan Bianca sekarang. "Kalau kau mencemaskanku, kau seharusnya menghubungiku lebih awal. Aku mencemaskanmu setiap hari di sini." Bianca menimpali ucapan Clary di telepon, kakinya berayun riang di bawah bangku taman. Menyapu dedaunan. Mendengar suara Clary sudah melonjakkan suasana hatinya hingga ke surga. "Dengar, Clary. Kau tidak perlu mencemaskanku sama sekali. Aku baik-baik saja di sini. Kau tidak tau, kan? Selama di sini aku su
"Aku sudah memikirkan ini," kata Bianca, suaranya yang serius bertolak belakang dengan posturnya yang sangat membingungkan. Bianca sekarang, sedang berbaring di atas tempat tidur Gerald. Berbaring dengan pose yang unik, tidak, itu aneh. Kepalanya terkulai menjuntai di bibir ranjang, membuat rambut panjangnya tergerai jatuh ke lantai seperti tinta yang tumpah. "Apa kau bisa berpikir dalam pose itu?" Gerald menatap Bianca dengan pandangan heran. Lima bulan telah berlalu setelah Gerald menjadikan wanita alien itu istrinya, dan selama lima bulan ini, hidup Gerald sudah dijungkir-balikkan oleh keberadaan Bianca yang demi Tuhan, sangat sulit terbaca dan sangat sulit dipahami. Di bulan pertama pernikahan mereka, Gerald ingat hubungannya dan Bianca sudah seperti Tom And Jerry yang selalu bertikai setiap berjumpa. Bianca meneriakkan isi hatinya kalau dia membenci Gerald, dan Gerald pun menunjukkan rasa yang sama, bahwa kebencian mereka setara, dan mungkin, kebencian Gerald lebih besar lagi.