Share

26. Murka Sang Tuan

Tak butuh waktu lama bagi berita itu sampai pada sang tuan. Dengan napas yang memburu di ujung dada, Avram menyambar rambut bagian belakang kepala Laisa kasar. Cengkraman beringas yang membuat Laisa pasrah diseret menuju ranjang.

Ia tak punya tenaga cukup untuk mengelak. Tiada seorangpun yang bisa menolongnya sebab hari sudah terlalu larut malam. Kamar mereka nyaris kedap suara, dinding tebal yang melapisinya tak cukup ditembus oleh jerit perempuan.

Tubuh Laisa terpelanting ke depan, dia jatuh telengkup ketika Avram melemparkan ponsel pintar yang menyala. Layar itu menunjukkan foto Gazza yang mendekapnya di sebuah rumah makan. Tampak pula sosok Karina yang baru beranjak meninggalkan mereka.

Laisa terengah, Avram menarik dagunya hingga mendongak. Mata lelaki itu telah memerah. Laisa tahu betul apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Jelaskan," pendek Avram menandaskan kata. Lelaki itu tak perlu banyak kalimat untuk menunjukkan kemarahan. Cukup dengan debur napas pendek yang bertempo cepat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status