Share

31. Nyawa

"Apa?!" Avram bangkit.

Lelaki yang hampir nihil dalam urusan mengekspresikan diri itu tak bisa menghindari rasa terkejutnya kali ini. Sementara Tej tak berniat mengeraskan suara sama sekali. Ia setia pada lirih, sedikit berhati-hati.

"Bunuh diri. Ada surat terakhir yang berisikan tentang permintaan maafnya terhadap putri tercinta. Karina sukses mencuri iba seluruh masyarakat," jelasnya dalam satu tarikan napas.

Tentu kalimat Tej sukses mendiamkan Avram. Lelaki itu kembali pada duduknya. Ia mencoba menarik napas meski tercekat sesak di tenggorokan. Semua ini di luar dugaan.

Dia memang secara gamblang meladeni drama Karina. Mengikuti permainannya dengan media atau memberikan sedikit ancaman lewat perekonomian keluarganya. Tapi siapa yang bisa memprediksi soal kematian?

Menghilangkan nyawa bukan hal yang bisa dilakukan hanya untuk bersenang-senang. Mustahil juga mansia se-egois Karina mengambil langkah ekstrem yang sedemikian rupa. Perempuan itu tak akan mati hanya untuk menyelesaik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status