Share

32. Titik Lemah

"Hei..." Laisa menyapa gamang, berdiri di ambang pintu kantor Avram sembari membawa perbekalan, "Boleh aku masuk?" tanyanya kemudian.

Terhitung lewat dua hari sejak kabar Karina bunuh diri beredar, dan Avram tak pulang selama itu juga. Mustahil jika Laisa menganggap perkara tersebut gampang bagi Avram. Bagaimanapun Karina adalah cintanya, Avram mungkin dalam situasi yang kacau berantakan.

Persis seperti dugaan Laisa, Avram sengaja menenggelamkan diri pada pekerjaan. Dari kantung matanya yang memiliki kantung mata, Laisa sadar betapa lelaki itu selalu terjaga. Dia tidak beristirahat, melahap makanan seadanya dan minum arak sembarangan.

"Bukan masalah kalau kau menolak," imbuh Laisa lagi, dia siap pergi kalau saja Avram tak menginginkan kehadirannya di sini.

Tapi, "Masuklah," Avram acuh tak acuh merapikan mejanya yang tertimbun sampah.

Ia tampak kacau dengan setelan kemeja yang dua kancingnya telah terbuka. Rambutnya tidak tertata, diikuti bulu-bulu halus yang mulai tumbuh di area dagu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status