Share

BAB 17

Aku berpamitan kepada Bibik, Bu Iyem dan Intan. Setelah berpamitan aku langsung berangkat.

Didalam mobil aku hanya terdiam. Aku jadi teringat Paman Rudi dan Bibik Sari, bisa-bisanya mereka saat Paman Sardi meninggal tak menunjukkan batang hidungnya.

Aku ingat perkataan Mas Seno, jika aku berhak menjual rumah itu kapan saja.

Aku akan memberi pelajaran kepada mereka.

Di tengah perjalanan Pak supir bertanya.

"Non. Mau singgah makan atau jalan terus."tanyanya dengan sopan

"Bapak lapar tidak? Kalau Bapak lapar, kita singgah cari tempat makan. Jika tidak kita lanjut jalan saja."jawabku

"Saya masih kenyang Non. Tadi dirumah keluarga Non sudah makan banyak."ucapnya

"Ya sudah kita terus jalan saja Pak. Langsung ke toko Mas Seno ya."jawabku

"Baik Non."ucapnya.

Setelah itu tak ada lagi pembicaraan lagi. Tiga jam kemudian akhirnya kami sampai di depan toko Mas Seno.

Aku menyuruh supir untuk pulang ke rumah Bapak dan Ibu. Karena aku akan pulang bersama Mas Seno.

Aku langsung bergegas turun. Tak sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status