Share

Razia (2)

Entah berapa lama ia hanya menatap tanaman teratainya yang membentang luas. Pikirannya kembali memutar bersama Evan dan Sanad. Ah, betapa anak dan bapak itu membuatnya rindu. Tanpa sadar bibirnya tersungging, tetapi beberapa detik kemudian menghilang. Ia memang harus sadar diri, siapa dirinya, siapa Evan dan Sanad.

Perlahan matahari terus berpendar. Senja kembali menyapa, keemasannya menghiasi tanaman teratainya. Perlahan, bumi mulai gelap. Takut tentu saja ada, tapi enggan untuk pulang. Untuk saat ini, ia hanya bisa berdoa. Semoga tidak terjadi apa-apa.

***

Habis salat Subuh Rudi meluncur menjajakan kerupuknya. Beberapa buah warung makan dan kue langganannya yang buka pagi-pagi sekali, sedang toko-toko camilan buka agak siang.

Rudi menepikan motornya di depan sebuah warung tempat ia menitip kerupuknya. Setelah melakukan transaksi dan menitip kerupuknya, ia membuka ponselnya.

Terlihat banyak panggilan tidak terjawab dari ibu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status