Share

32. Di ruang tengah bagian B.

"Makanya kalau mau sukses, pergi sekolah, ya datangnya ke sekolah, bukan malah nongkrong di kebun haji Mu'in," seru Ria gemas. Bisa-bisanya mereka hendak menyalahkan pendidikan yang mereka raih, bukankah itu sebuah kesengajaan karena kenakalan mereka waktu sekolah.

Eni dan Rahmat diam, tak ada yang mencela ucapan Pak Manto, tapi saat Ria ikut menyahuti, seandainya saja tidak ada kedua orangtuanya mereka sudah pasti membalas perkataan Ria.

———RatuNna———

"Gimana, Mala, kita jadi bikin syukuran," tanya Bu Samirah. Ia mencoba mengalihkan pembicaraan yang sedikit mengganggu kebahagian hatinya.

"Kata Mas Rahman, sekarang belum ada uangnya. Nunggu gajian dulu, Bu," jawab Mala.

"Lah, bagaimana ini PNS, masa gak punya duit, kalah sama sopir truk," ejek Rahmat.

"Mana ada orang baru diterima kerja dah banyak duit, Bang. Ngaco Abang ini," ucap Mala sambil mendelik pada kakak iparnya

"Kan ada SK-nya, semua pegawai, SK mereka tak ada di lemari rumahnya pasti di bank," ucapnya lagi.

"Bang, suam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status