Share

57. Ancaman Eni.

"Abang kenapa," tanya Eni yang melihat suaminya datang dengan celana yang kotor, dan ada beberapa rumput yang menempel di celana, berbentuk bulat berduri.

"Kok, cucuk riut semua?" tanya Eni sambil memainkannya. (Cucuk riut semacam rumput berduri, suka nempel di baju, kalau orang Sunda pasti tau)

"Abang tadi jatuh dijalan, Mbak Susan gak mau diem duduknya, sudah tau batu semua, goyang-goyang melulu! Keperosok deh," sungutnya.

"Ada yang sakit, Bang?" tanya Eni dengan wajah khawatir.

"Nggak apa-apa, Mbak Susan yang kakinya ketindih motor," ucapnya sambil menahan tawa.

"Kok Abang ketawa," tanya Eni keheranan.

"Abang, masih kebayang wajah Mbak Susan. Mau marah sama Abang tapi sepertinya dia gak berani, akhirnya dongkol. Mukanya ditekuk dan judes banget," ucapnya sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Kok bisa marah sama Abang? Perihal apa? Karena jatuh?"

"Karena Abang tertawa melihat dia ketindihan motor, hahahaha," ucapnya sambil tertawa mengingat posisi Susan saat jatuh tadi.

"Ish, lag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status