Share

Bagian 52

Batas kesabaran Grand Duke Erbish benar-benar berada di ujung tanduk. Lady Hazel juga berusaha membujuk kalungnya agar tidak menyerang Pangeran Sallac. Lady Neenash malah memejamkan mata dengan pipi merona.

Namun, Pangeran Sallac tidak melakukan hal mesra lebih jauh. Dia hanya menyentuh sudut mata Lady Neenash, lalu terkekeh.

"Sepertinya ada yang merindukanmu, bulu matamu jatuh," celetuk Pangeran Sallac sembari menjauhkan wajahnya.

Wajah Lady Neenash seketika memerah. Dia menutup muka dengan kedua telapak tangan, juga menggeleng berkali-kali. Pangeran Sallac mengerutkan kening, tetapi tak lama kemudian menyeringai.

"Ah, jadi calon istriku menginginkan hal lain rupanya," godanya.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti," sanggah Lady Neenash sembari memalingkan muka, tak ingin raut wajah malu-malunya terlihat.

Pangeran Sallac mencubit ujung hidung Lady Neenash. "Benar tidak mengerti?"

Lady Neenash mendelik tajam. Pangeran Sallac tergelak.

"Aku tentu saja menginginkannya juga, tapi bukankah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status