Share

31. Obat Mujarab

"Kau … dasar pria tak bermoral dan tak punya etika," serapah Jaeger pada Cedric. "Apa maksudmu membawa semua sarapan kami tadi?" ujarnya sambil mengambil sepotong roti di meja makan rumah Hector.

"Hei … kau tak takut tertular wabah?" sindir Cedric, sekedar mengingatkan.

Pucat wajah Jaeger mendengar kata wabah. Sebuah kenangan buruk mampir dan mengingatkannya untuk menjaga kesehatan.

"Hahaha … salahkan istri dari pria ini. Entah kenapa dia sangat membenciku, bahkan dia sangat gembira ketika aku hendak berpamitan dan membawa Fenix," tunjuknya pada Stonehead. "Dia tidak memberiku sarapan dan melarang untuk menemui anaknya."

"Kita … kita mengobrolnya di luar saja," usul Jaeger. "Udara luar bagus untuk kesehatan, lagipula kami ini tidak terbiasa duduk diam di dalam ruangan," saran Jaeger, menggeneralisir kebiasaannya pada semua anggota.

Mereka pindah ke area kebun belakang yang segar khas pedesaan, aroma wangi bunga liar, bercampur aroma sapi dan domba.

"Huaaah!" Jaeger menguap lebar dan p
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status