Share

Perlahan Terkuak

"Setelah diskusi dengan Pak Beni, katanya video CCTV itu juga sudah ada di ponsel Adam. Selangkah lagi kita akan tahu siapa yang membunuh ayah. Hanya saja ponsel Adam mati total, sekarang lagi coba di servis," kata Rian dengan menatap manik hitam istrinya.

"Syukurlah, Mas. Semoga secepatnya ada keadilan untuk Ayah dan Nengsih," balas Dian.

"Iya, siapapun yang membunuh ayah harus dihukum dengan hukuman yang setimpal," kecam Rian dengan tangan mengepal, dalam dadanya ia sudah tak sabar mengetahui siapa orang jahat yang tega menghabisi nyawa lelaki yang sangat disayanginya.

"Pakai baju dulu lah Mas, Citra juga sudah tidur kok," pinta Dian karena melihat suaminya masih mengenakan handuk, lalu ia melirik ke arah putrinya yang terlelap, gadis itu kelelahan setelah banyak menangis.

"Gak usah lah, aku kangen," balas Rian dengan kedipan nakal. Melihat wajah suaminya, seketika Dian tersipu malu.

"Sebentar lagi Magrib, Mas. Nanti malam saja ya," kekeh Dian sambil tersenyum kecil.

"Iya, siap tuan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status