Catatan ada part yang tertinggal kemarin mak, kirain udah di up ternyata belum, masih jadi draf. Jadi terpaksa di revisi dan masuk ke part bawah yah Mak, maafkan lah sebab ga bisa mundur lagi Mak, di revisi malah lama proses nya.*****Dan pada akhirnya seorang Egalita terpaksa menekan seluruh sikap egoisme nya demi seorang J kecil yang begitu dia sayangi. Tanpa banyak bicara, dia menerima uluran tangan J kecil, mengembang kan senyuman nya dan naik ke atas kasur secara perlahan."Mommy, daddy, berikan aku dongeng sebelum tidul." J kecil jelas saja langsung bicara dengan sangat antusias, dia bahagia, saking bahagianya sangat sulit sekali untuk di ungkapkan dengan kata-kata.Egalita benar-benar naik ke atas kasur, dia menganggukkan kepalanya secara perlahan, meraih buku yang tergeletak di atas kasur, sepertinya memang sudah di persiapkan untuk J kecil sebelum nya.Nyx Zaighum boleh bahagia, rasanya ini untuk pertama kalinya Egalita patuh dan menuruti ucapan nya meskipun sebenarnya kesan
Gelanggang Ice skating xxxxxxx,Seoul city hall Plasa skate ⛸️🛼.Wiraditya memundurkan sejenak langkah kakinya saat melihat arena permainan ice skating di depannya, dia pikir bermain disana pasti membuat dia tidak baik-baik saja."Jangan katakan jika kamu takut W." Egalita terlihat terkekeh, dia menyentuh pundak Wiraditya sambil mereka menunggu Nyx dan Queen W selesai menggunakan sepatu ice skating mereka.J terlihat begitu bersemangat untuk bisa segera bermain ice skating saat ini juga namun dia harus menahan rasa inginnya karena para orang dewasa belum mengizinkannya untuk beranjak pergi ke arah depan, Egalita menggenggam erat telapak tangan J agar belum bergerak kemana-mana di tangan kirinya."Aku belum pernah bermain seperti ini sama sekali jadi aku pikir apa tidak sebaiknya kita cari permainan lain misalnya, yang mungkin tidak terlalu ekstrem?." Wiraditya bicara dengan cepat ke arah Egalita, dia jadi ciut untuk ikut bermain di sana.Mendengar apa yang diucapkan Wiraditya seketik
Dan melihat kedekatan Egalita dan Wiraditya jelas saja membuat Nyx Zaighum cukup kesal berbalut kecemburuan yang luar biasa, dia pikir kehadiran Wiraditya benar-benar seperti sebuah musibah untuk nya."Kau benar-benar," Nyx mengeram kesal.Dan kini Nyx Zaighum menyeret langkah Egalita agar gadis tersebut segera menjauh dari Wiraditya sang adik ipar nya. Dan percayalah, Egalita cukup terkejut saat Nyx zaighum membawa langkah nya dengan cepat saat ini dan menjauh dari Wiraditya.J hanya tertawa bahagia melihat tingkah daddy nya yang terlihat lebih kekanakan dibandingkan dirinya saat menghadapi mommy Egalita nya.Laki-laki tua tersebut terlalu pencemburu dan manja, dia bahkan tidak mengizinkan Egalita mendekati Wiraditya dan Queen W."Kamu mengganggu pasangan pengantin baru." Laki-laki tersebut pura-pura baru bisa menggunakan sepatu ice skating nya, memeluk Egalita dan berbisik di balik telinga."Mereka itu pengantin baru, biarkan mereka menikmati bulan madu mereka berdua." Sengaja Nyx Z
Bayangkan bagaimana perasaan Egalita, sejak awal hingga akhir laki-laki tersebut terus saja menempel pada nya, sangat menyebalkan tentu nya, membuat Egalita tidak bisa bernafas dengan baik.Meskipun berkali-kali Egalita berusaha lepas dari Nyx zaighum, laki-laki tersebut terus saja memiliki banyak akal bulus untuk membuat dia kehilangan kata-kata nya, bahkan J kecil menjadi senjata utama nya untuk membuat Egalita terpaksa menuruti tiap ucapan yang di katakan oleh laki-laki tersebut.Sungguh picik dan sangat pintar sekali."Mommy, bolehkah J kecil duduk disana?," J kecil bertanya pada Egalita, menunjuk ke arah sebuah kursi di ujung gelanggang.Seperti nya bocah laki-laki itu cukup lelah dengan keadaan, bermain ice skating sejak tadi. J kecil cukup pintar dan mandiri, di banding kan Nyx zaighum jelas saja bocah kecil itu pintar dan ahli bermain ice skating. Sepertinya memang sudah terlatih sejak lama sedangkan Nyx zaighum....Egalita langsung menoleh ke arah Nyx zaighum."Cihhhh dia pas
Akhirnya setelah puas menikmati cemilan dan makanan kaki 5, mereka memilih untuk pulang ke hotel. Rasa lelah yang menerjang jelas terasa tidak baik-baik saja, Egalita merasa tubuhnya remuk redam, dia butuh istirahat secepat nya karena kedua kaki ny terasa keram. Olahraga ice skating sudah lama tidak dia lakoni, wajar saja saat kembali memainkan nya jadi mudah lelah dan keram.Disepanjang perjalanan J kecil terlihat berceloteh tanpa henti, dia sesekali menunjukkan sesuatu di jalanan dan meminta semua orang melihat nya. Bocah laki-laki tersebut suka membuat kebisingan belakangan, sangat aktif dan juga begitu pintar."Mommy." J bicara dengan cepat.Egalita duduk tepat di samping daddy nya, memangku dirinya yang terlalu aktif sejak tadi. Nyx sibuk memfokuskan pandangannya kedepan dimana dia terus menyetir. Queen W dan Wiraditya terlihat duduk dibelakang tidak banyak bicara, bergelayut dengan pemikiran masing-masing."He em?." Egalita bertanya pelan."Kenapa untie dan uncle W tidak punya a
Pada akhirnya gadis tersebut diam, memilih tidak melepaskan kaki nya, bisa dia rasakan Nyx zaighum perlahan kembali memijat kakinya, hati-hati tapi begitu cekatan."Aku bukan tukang pijat yang baik, tapi setiap kali pulang ke kediaman grandma J, aku cukup jadi sosok yang paling di tunggu oleh mommy ku untuk memberikan nya pijatan," dan Nyx zaighum kembali membuka suaranya, dia bicara layak nya seorang teman kepada teman baiknya.Tidak ada Nyx zaighum yang arogansi dengan nada suara yang selalu mengegas tinggi atau Nyx zaighum yang membuat Egalita jijik atau tidak nyaman mendengar ucapan nya. Kali ini cukup berbeda, membuat Egalita menatap wajah laki-laki tersebut untuk beberapa waktu."Punya minyak angin atau minyak pijat? Itu jauh lebih baik digunakan sambil memijat." Laki-laki tersebut bertanya, membiarkan netra mereka seketika saling bertabrakan antara satu dengan yang lainnya."Mungkin kamu harus membayar ku beberapa ratus ribu," dan laki-laki itu terlihat mengembangkan senyumanny
Lewat tengah malam.Ketika angin malam berlomba dengan suara hujan, suara deru langkah kaki terdengar saling berlomba-lomba mengejar waktu. Seseorang berlarian dengan bersusah payah, tanpa alas kaki yang menemani nya. Kaki yang membengkak terlihat mulai lecet dan di beberapa sudut kaki mengeluarkan luka dan menimbulkan darah.Sang pemilik tubuh dan kaki terlihat panik, dia tidak mau menoleh kebelakang karena tahu semakin banyak gerakan menoleh akan semakin memperlambat langkah kakinya nya, sedangkan dia harus buru-buru beranjak pergi dari sana, menyelamatkan dirinya dan seseorang yang begitu penting didalam hidup nya.Deru nafas tidak beraturan terdengar jelas, keringat dingin penuh ketakutan bercucuran di iringi dengan berbagai doa dan pengharapan, agar dia mencapai titik pada pintu keluar di ujung sana yang merupakan harapan terakhir dalam hidup nya.Dia tahu sebenarnya kemungkinan berhasil sangat tipis, tapi dia mencoba menyakinkan diri jika dia bisa keluar dari sana, membawa kehid
Egalita masih panik, seperti orang gila mencari obat yang di butuhkan oleh nya. Dia mencari tapi hasil nya sia-sia, mencoba menangis karena tidak menemukan apa yang dia butuhkan."Dimana?," Dia bertanya, bergumam pelan dalam rasa paniknya, membongkar seluruh isi tas nya dan membiarkan semua isi nya berhamburan ke mana-mana.Nyx zaighum yang berdiri di belakang nya hanya bisa menatap Egalita dalam balutan kesedihan, menyembunyikan botol obat di tangan nya dan bersumpah tidak akan memberikan nya pada gadis itu dalam keadaan apapun."Katakan pada ku, apakah penderita trauma bisa di sembuhkan?," Sebaris tanya dia lesatkan, ketika dia menghubungi seseorang di seberang sana. Seorang dokter dan ahli psikologis, yang bisa membantu banyak orang dalam mengatasi traumatis masa lalu."Tentu saja bisa, hanya saja tergantung berapa lama trauma sudah terjadi,""Katakan pada ku ciri-ciri paling signifikan?,""Reaksi mental stres dan cemas. Biasa nya berkurangnya kemampuan untuk mengingat dan berkons