Nara, Mommy dari Yuki dan Yuri, akhirnya menginjakkan kaki di tanah air, setelah dijemput oleh Papanya. Nara sendiri heran dengan penjemputannya yang tiba-tiba. Papa sendiri tidak menjelaskan alasannya.Nara menatap rumah masa kecilnya. Rumah yang menyimpan kenangan manis, sekaligus trauma terbesar dalam hidupnya. Nara menghela nafas panjang dan menguatkan hatinya untuk melangkah masuk."Yuki, Mama kangen nak," bisik Nara sebelum memasuki rumah tersebut. Trauma terbesar kehilangan Yuki, masih membekas sampai saat ini. Ia depresi dan sempat kehilangan dirinya. Hingga Papanya terpaksa mengungsikannya ke luar negeri untuk menjauhkannya dari kenangan Yuki. Bersama suaminya yang selalu setia menemaninya. Baby ... are you oke ?" tanya Ezi pada Nara, Istrinya yang tersenyum dalam kesedihan."Mama ...." Gadis kecil yang tidak lain adalah Yuri, berlari kecil menyongsong kedatangan Mamanya. Ia sangat merindukan wanita terkasihnya ini. Tapi untuk tinggal di luar negeri bersama kedua orang tuan
Kendra menyapa Istri dari Devan dan memberi salam. Devan menatap Drupadi dan Milan secara bergantian. Milan yang peka, segera berdiri, menggeser kursi untuk diduduki oleh Kendra. diikuti Drupadi yang sedikit bergeser. "Ada perlu apa Tuan Muda keluarga Tanaka menyapa saya ?" Tanya Devan berbasa-basi setelah sejenak mengingat siapa yang saat ini menyapanya."Saya hanya ingin meminjam Bodyguard anda sebentar saja, satu hari saja. Adiknya saat ini sedang sakit dan menunggunya untuk pulang."Bodyguard ? siapa maksudmu ?" Tanya Devan belum paham."Dru," ucap Kendra yang membuat Drupadi terlihat gelisah.Bukan Devan yang kaget, tapi Arini, Istri dari Devan yang terlihat kaget sambil menatap ke arah Drupadi."Kamu punya adik ?" Tanya Arini yang selalu tidak tega jika itu masalah anak.Drupadi mengangguk."Dia sakit apa ?" Tanya Arini cepat pada Kendra."Sakit kangen," jawab Kendra seadanya yang malah membuat Drupadi menunduk karena hatinya mulai sedih.Arini menatap tajam pada Drupadi yang
Pagi yang dingin, menyisakan tetesan embun yang membasahi dedaunan. Suara kicau burung terdengar merdu.Tampak Lexy yang sedang memeluk Drupadi erat. Bocah tampan itu bangun lebih pagi karena tidak ingin kehilangan Drupadi lagi. Ia takut jika terlambat bangun, kakaknya itu akan menghilang lagi.Sedangkan Yuri juga ikut bangun lebih pagi karena takut Lexy akan pergi mengikuti Drupadi.Drupadi mengajak dua anak manis tersebut untuk berlari pagi di halaman rumah yang sangat luas tersebut. Bukan tanpa alasan Drupadi bangun sepagi ini. Ia akan bicara pada Lexy, jika ia akan pergi untuk bekerja selama beberapa bulan. Seperti saat dirinya harus pergi ke luar negeri. Kali ini, Drupadi harus lebih hati-hati dalam menyampaikan , karena Lexy sudah makin besar. Anak itu sudah tidak ingin berpisah terlalu lama dengan dirinya."Sayang ...," Panggil Dru pada Lexy yang sedang berlari mengejar Yuri. Lexy segera menghampiri Drupadi."Hmmm ... suka disini ?" Tanya Drupadi membuka kata, yang dibalas an
Sore hari, tampak Drupadi yang sedang menemani Lexy duduk di taman tanpa Yuri. Drupadi sengaja mengajak Lexy untuk berbicara berdua saja. Drupadi ingin menasehati Lexy, agar anak itu mau dekat dengan Nara."Lexy sayang ... kakak boleh pergi enggak ? kakak ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kalau enggak kerja, bagaimana bayar uang sekolahnya Lexy. Disini ada Yuri, yang temani Lexy main. Ada Mama Nara yang sayang Lexy, Om Kendra dan yang lainnya," ucap Drupadi mencoba masuk ke dalam hati Lexy.Anak itu duduk sambil memeluk pinggang Drupadi."Habis pulang kerja, balik lagi kesini kan ? Opa nya Yuri, selesai pulang kerja balik lagi ke rumah. Kalau kakak mengapa tidak begitu ?" Tanya Lexy dengan polos. Drupadi menarik nafas panjang. Benar-benar foto copy Om nya, batin Drupadi tersenyum. Menghadapi Lexy seperti hal nya menghadapi Kendra dengan sifat keras kepala dan rasa ingin tahu yang sangat besar."Kalau Opa nya Yuri kan seorang Bos, kalau kakak itu anak buahnya Bos, jadi enggak bis
Tidak berapa lama, mobil yang dikemudikan oleh Kendra tiba di tempat yang disebutkan oleh Drupadi.Ia bergegas masuk ke dalam. Tatapannya membola melihat gadis maskulin itu tengah bertarung melawan seorang laki-laki kekar dengan tato di sekujur tubuhnya.Alice juga ikut masuk,tapi ia segera memegang kuat lengan Kendra, ketika melihat beberapa pasang mata yang menatapnya lapar."Ken ... ayo pulang, aku takut," cicit Alice yang makin mempererat pegangannya pada lengan Kendra, yang malah fokus menatap ke depan. Melihat betapa lincahnya Drupadi menghadapi lawan dengan tubuh yang lebih besar darinya.Wooooooo !Sorak-sorai terdengar, saat Drupadi terkena pukulan cukup keras, hingga membuatnya terbanting. Saat itu kedua netranya melihat kehadiran Kendra. Drupadi lalu mengangkat tangannya. "Berhenti sebentar ! aku minta diganti oleh sahabatku," ucap Drupadi lalu meludahkan darah dari mulutnya. Drupadi melangkah ke arah Kendra.Mendekatkan bibirnya pada telinga Kendra, dibawah tatapan tidak
Drupadi menemui Yuki setelah Kendra merasa baikan. Tentu saja saat ia tiba di kediaman keluarga Tanaka,Yuki sudah tidur nyenyak. Sedangkan Kendra kembali ke kamarnya sendiri untuk mendapat pengobatan.Drupadi menatap Yuki dan mengusap lembut rambut bocah tampan yang begitu dikasihinya itu. Ia sudah mengambil keputusan untuk tidak menunggu Yuki bangun dan melihatnya lagi. Ia akan pergi, dan Yuki akan mulai terbiasa dengan ketidakhadirannya. Sakit yang dialami Yuki saat kehilangan dirinya hanya berlaku sebentar saja. Cinta dan kasih sayang dari keluarga aslinya, akan membuat bocah tampan yang dinamainya lexy itu akan segera melupakannya.Setelah puas menatap Yuki, lalu mencium keningnya, Drupadi segera keluar kamar dan menuju kamar Kendra. Masuk ke dalam kamar Kendra tanpa mengetuknya. Tampak Kendra yang belum tidur, dan sedang bersandar pada kepala ranjang. Luka-luka Kendra sudah diobati dan mendapat perawatan yang baik."Belum tidur ?" Tanya Drupadi yang dibalas gelengan Kendra.Dru
Kendra bertemu Drupadi di tempat yang sudah disebutkan oleh Devan.Tampak Drupadi dengan wajah marah menatap ke arah Kendra. "Bagaimana Lexy bisa pergi dari rumah ? bagaimana kalian menjaganya !" Marah Drupadi sambil menarik kerah baju Kendra dengan kuat. Sedangkan Kendra hanya membiarkan apa yang ingin dilakukan oleh Drupadi padanya. Menghajar hingga babak-belur misalnya."Dia merindukanmu, dan anak itu kabur, tentunya karena ingin mencarimu. Aku sudah bilang dari awal, jika itu tidak akan mudah bagi Yuki untuk melupakanmu begitu saja. Ikatan kalian sangat kuat. Kamu yang menyelamatkannya !" Kendra juga tidak mau kalah, tapi dengan tekanan suara yang lebih rendah namun tegas. Kendra ingin Drupadi sadar jika tidak mudah bagi Yuki ditinggalkan tanpa kata. Anak itu begitu menyayangi Drupadi. Bagi Yuki atau Lexy, hanya Drupadi keluarga yang dimilikinya. Walau ia merasa nyaman di kediaman keluarga besar Tanaka, tapi itu tidak akan sama tanpa kehadiran Drupadi."Apa kau mau, Yuki membenci
Drupadi memulai tugasnya sebagai Bodyguard Kendra. Ia hanya harus mengawal kemanapun Kendra pergi. Seperti permintaannya, tidak ada yang tahu jika dia adalah seorang perempuan. Selain itu ada perjanjian tambahan jika Drupadi dan Kendra tidak akan ikut campur urusan masing-masing kecuali itu dalam ranah tugas.Yuki sangat bahagia dengan kehadiran Drupadi di rumah. Tapi Drupadi juga meminta syarat pada Yuki."Kamu harus selalu bersama Mamamu, karena kakak disini untuk bekerja," pinta Drupadi yang disanggupi oleh Yuki. Drupadi berharap, dengan cara itu, Yuki bisa lebih dekat dengan kedua orang tuanya. Jadi selama enam bulan, ia akan berupaya membuat Yuki benar-benar bisa dekat dengan keluarga aslinya.Malam ini, tampak Drupadi yang mengawal Kendra untuk menghadiri jamuan makan malam dari rekan bisnis. Drupadi mengenakan jas formal, yang menampilkan aura maskulin yang manis. Kendra terus saja menatap Drupadi saat hendak berangkat dan saat mereka masuk ke dalam ruang jamuan. Tapi tatapan