Malam ini, Drupadi menemani Kai menghadiri jamuan makan malam di kediaman keluarga Tanaka. Tampak bangunan yang megah, Dru teringat saat ia mengantarkan pemuda yang pernah di ditolongnya ke rumah ini, beberapa waktu lalu. Apakah ia akan berjumpa lagi dengan pemuda menyebalkan tersebut ? yang selalu saja muncul akhir-akhir ini, dan itu sangat menganggunya. Walau tidak bisa dipungkiri jika pemuda itu sudah menolongnya dua kali.Drupadi sangat berterimakasih, tapi tetap saja, kehadiran si pemuda mengusik ketenangan hidupnya. Tampak Kai menyapa beberapa kenalannya yang juga hadir pada acara jamuan makan malam tersebut. Sedangkan Dru berdiri sedikit menjauh dari Kai, tapi tetap fokus mengawasi dengan raut wajah dingin sepertia biasa.beberapa kali, wanita yang hilir mudik menyapanya, tapi Dru malas menanggapi. Andai mereka tahu, jika dirinya juga sebangsa mereka, pasti para wanita itu akan segera menghindar.Kendra tampak bersandar, memegang wine dan menatap tajam ke arah Dru yang dilihat
Drupadi menemui Ryuu, sudah saatnya mereka mengambil alih penuh black wolf yang semula dipimpin Daniel, Daddy dari Kai. Jadi organisasi itu benar-benar akan berada dalam kendali Red Eagle. Drama kematian Kai sudah disusun demikian rapi sehingga tidak ada yang akan mengetahuinya, kecuali Alma, Mommy dari Kai, serta Ryuu dan beberapa orang kepercayaannya.(Cerita Kai, bisa dibaca di Platform ungu, dengan judul Find Me,Love)Kai sendiri juga tidak mengetahui pasti drama yang sudah disusun. Ia hanya mengetahui sebagian, tanpa tahu sisanya.Malam hari, rencana berubah, karena pihak musuh menahan Daniel diluar perkiraan Ryuu.Dru belum bisa menemui Kendra karena penangkapan Daniel, pemimpin Black Wolf, membuat Kai harus membebaskan Daddy nya tersebut.Maka, Dru harus memastikan Kai selamat dalam sandiwara tersebut. Pistol yang digunakan oleh tangan kanan Dario untuk menembak Kai, sudah diganti dengan peluru bius oleh salah satu anak buah Ryuu yang menyusup.Drama yang sempurna, karena kelu
Bahu Kendra bergetar hebat, menumpahkan semua tangisnya. Walau belum dibuktikan dengan tes DNA, tapi melihat dari foto milik Drupadi , dan juga tanda lahir di bawah ketiak, tentu saja itu sangat mengarah pada keponakan laki-lakinya yang menghilang empat tahun lalu. Keponakan yang dianggap hilang, sehingga membuat Kakak perempuannya seperti mayat hidup karena depresi tiap kali mengingat putranya itu. Drupadi duduk di samping Kendra setelah menemani Lexy makan dan menitipkan Lexy sebentar pada ibu panti. Kepala Drupadi masih pusing, tapi masih bisa ia tahan sebentar."Aku menemukannya saat lari dari kejaran musuh. Saat itu aku terluka parah dan bersembunyi diantara batu besar, di sungai. Tubuh Lexy terbaring tidak jauh dariku bersembunyi. Dia sangat lemah sekali kala itu, dengan luka benturan di beberapa bagian tubuhnya. Tapi anak tampan itu sangat kuat sekali. Dan aku sangat menyayanginya." Kali ini Drupadi juga menangis. Ia tidak bisa membayangkan jika Lexy adalah Yuki, maka secara o
Pagi yang mendung, Kendra telah bangun semenjak tadi. Ia juga memerintahkan maid di rumah untuk datang ke apartemen dan memasak secara lengkap, sehingga ketika Drupadi dan Lexy bangun, semua sudah tersaji. Begitu selesai semua, Maid segera kembali ke kediaman keluarga Kendra.CklekKamar, dimana Drupadi tidur terbuka, menampilkan sosok gadis dengan gaya maskulin itu, melangkah keluar menuju arah dapur. Tapi langkahnya terhenti melihat Kendra yang sedang duduk santai sembari menyesap secangkir kopi."Sudah bangun ? apa masih sakit ?" Tanya Kendra lalu menepuk space kosong di sampingnya agar Drupadi duduk disitu.Drupadi duduk di samping Kendra yang segera mengambil air untuknya."Jangan seperti ini, aku tidak terbiasa," ucap Drupadi menerima gelas dari tangan Kendra dan segera meminumnya."Maka buatlah dirimu terbiasa, karena aku akan terus melakukannya," jawab Kendra yang merasa nyaman melihat Drupadi."Kenapa ? kamu suka padaku ?" Tanya Drupadi to the point. Mereka terbiasa dilatih t
Mereka tiba di kediaman keluarga Tanaka. Tampak Drupadi yang ragu untuk keluar dari dalam mobil."Keluarlah," ucap Kendra pada Drupadi yang masih diam."Semua akan baik-baik saja, please," pinta Kendra dengan lembut yang membuat Drupadi akhirnya mau keluar dari dalam mobil bersama Lexy.Kedua orang tua Kendra sudah menunggu, karena sebelum datang, Kendra sudah menelepon untuk bertemu karena ada hal yang ingin dibicarakan. Papanya membatalkan meeting dan Mamanya juga tidak jadi pergi untuk bertemu teman-temannya. Yuri juga dijemput lebih awal dari sekolah.Drupadi mengikuti langkah Kendra sambil menggenggam tangan Lexy.Meong ...!Suara kucing mengalihkan atensi Lexy yang melepaskan tangan Drupadi untuk mencari sumber suara. Tampak seorang gadis kecil seusia Lexy yang terlihat menggendong kucing cantik berbulu abu-abu yang lebat. Lexy berjalan mendekati gadis kecil tersebut, yang menatap Lexy tidak berkedip. Gadis kecil itu terlihat mengeluarkan air mata, tapi mengapa ia sendiri juga
Drupadi duduk di bar sambil menyesap Wine di tangannya. Tugasnya telah selesai beberapa jam yang lalu, yaitu Menghabisi seseorang yang berkhianat dengan tembakan jarak jauh. Tapi Ia masih belum ingin pulang, karena Lexy pasti tidak terlalu mencarinya, karena terlihat gadis kecil kembarannya itu membuat Lexy nyaman.“Kenapa melamun ?” Tanya kak Ari yang saat ini ikut duduk di samping Drupadi.Drupadi hanya mengangkat bahu dan tersenyum pada lelaki kemayu yang sudah dianggap seperti kakaknya tersebut.“Peluk aku kak Ari,” ucap Drupadi, yang tentu saja disambut dengan senang hati oleh Kak Ari. Tampak Kak Ari membelai sayang surai coklat milik Drupadi yang berada dalam pelukannya.“Ada masalah apa sayang … ?” Tanya kak Ari lembut. Tidak biasanya Drupadi seperti ini.“Lexy, aku menemukan keluarganya,” ucap Drupadi dengan suara bergetar, yang reflex membuat Kak Ari melepaskan pelukannya. Kak Ari tahu tentang Lexy dan bagaimana ia ditemukan. Karena panti asuhan yang merawat Lexy selama ini
Nara, Mommy dari Yuki dan Yuri, akhirnya menginjakkan kaki di tanah air, setelah dijemput oleh Papanya. Nara sendiri heran dengan penjemputannya yang tiba-tiba. Papa sendiri tidak menjelaskan alasannya.Nara menatap rumah masa kecilnya. Rumah yang menyimpan kenangan manis, sekaligus trauma terbesar dalam hidupnya. Nara menghela nafas panjang dan menguatkan hatinya untuk melangkah masuk."Yuki, Mama kangen nak," bisik Nara sebelum memasuki rumah tersebut. Trauma terbesar kehilangan Yuki, masih membekas sampai saat ini. Ia depresi dan sempat kehilangan dirinya. Hingga Papanya terpaksa mengungsikannya ke luar negeri untuk menjauhkannya dari kenangan Yuki. Bersama suaminya yang selalu setia menemaninya. Baby ... are you oke ?" tanya Ezi pada Nara, Istrinya yang tersenyum dalam kesedihan."Mama ...." Gadis kecil yang tidak lain adalah Yuri, berlari kecil menyongsong kedatangan Mamanya. Ia sangat merindukan wanita terkasihnya ini. Tapi untuk tinggal di luar negeri bersama kedua orang tuan
Kendra menyapa Istri dari Devan dan memberi salam. Devan menatap Drupadi dan Milan secara bergantian. Milan yang peka, segera berdiri, menggeser kursi untuk diduduki oleh Kendra. diikuti Drupadi yang sedikit bergeser. "Ada perlu apa Tuan Muda keluarga Tanaka menyapa saya ?" Tanya Devan berbasa-basi setelah sejenak mengingat siapa yang saat ini menyapanya."Saya hanya ingin meminjam Bodyguard anda sebentar saja, satu hari saja. Adiknya saat ini sedang sakit dan menunggunya untuk pulang."Bodyguard ? siapa maksudmu ?" Tanya Devan belum paham."Dru," ucap Kendra yang membuat Drupadi terlihat gelisah.Bukan Devan yang kaget, tapi Arini, Istri dari Devan yang terlihat kaget sambil menatap ke arah Drupadi."Kamu punya adik ?" Tanya Arini yang selalu tidak tega jika itu masalah anak.Drupadi mengangguk."Dia sakit apa ?" Tanya Arini cepat pada Kendra."Sakit kangen," jawab Kendra seadanya yang malah membuat Drupadi menunduk karena hatinya mulai sedih.Arini menatap tajam pada Drupadi yang