Share

Di Rumah Sakit

"Nomor antrian dua puluh tiga. Poli ortopedi."

Seorang ibu-ibu paruh baya dibantu anaknya masuk ke ruang periksa. Ibu itu memakai kursi roda. Sepertinya sakitnya sudah parah. Kakinya dibalut perban dan dia tidak bisa berjalan. Ada seorang perawat yang mendampingi.

"Kita nomor berapa?" tanya Andra.

"Dua puluh lima. Masih dua antrian lagi, Ndra," jawab Reisa.

"Lama juga," keluhnya.

"Kan udah dibilangin, periksa malam aja ke praktek. Gak antri panjang begini," kata Reisa.

Kadang-kadanglelaki memang begitu, sulit sekali untuk diberi tahu sesuatu yang baik. Bagi mereka, pendapatnya lah yang paling benar. Kalau sudah di posisi seperti ini, perempuan memang harus banyak mengalah.

"Habisnya ngilu banget, nunggu malem kelamaan," keluh Andra.

"Kamu juga, udah tau lutut masih sakit. Gak usah aneh-aneh dulu kenapa, sih," omelnya.

Andra tersenyum geli sambil melirik istrinya. "Kan enak, kalau main perang-perangan sama lu," cengirnya.

Reisa menggelengkan kepala melihat kelakuan suaminya. Untuk yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status