"Kamu itu bajingan, Yugo!" Angela tidak percaya dengan kabar ini. Yugo bahkan sudah menyampaikan soal perpisahan mereka pada pihak keluarganya, dia mau mereka tahu tanpa perlu mengintervensi dirinya. Perempuan itu diceraikan hanya beberapa hari setelah dia mendatangi Mahes."Kamu tahu aku bajingan." Malam itu di kamar mereka yang lumayan luas, suasana hening mencekam hingga suara yang keluar terdengar begitu jelas, Yugo seakan tidak goyah dengan amarah dan juga penolakan Angela ini. "Kalau begitu nggak ada lagi yang perlu kita teruskan di sini.""Kamu mau mencari kepuasan dengan Jalang itu, huh!" Angela menuding Mahes."Ini urusan kita, Angela!" Yugo meradang. "Nggak ada kaitannya dengan Mahes atau masa laluku!"Angela masih cinta dengan Yugo, tapi peremppuan itu juga kecewa dengan sang suami. Sekarang, dia bukannya meminta maaf malah melayangkan gugatan cerai padanya.Mata perempuan itu berkaca-kaca, perlahan air mulai menggenang. "Dia memang jalang dan kamu berengsek!"Yugo menghela
Antara Mahes dan Junior, keduanya saat ini tidak mau memikirkan masalah apa pun. Bahkan, kabar perceraian Yugo dan Angela yang baru saja diterimanya tidak Junior katakan pada Mahes.Malam ini cuma untuk Mahes dan Junior."Hei ...." Junior melingkarkan tangannya di pinggang Mahes. Kepalanya berlabuh di pundak perempuan itu hingga membuat mereka berdua sama-sama memiringkan kepala. Dan ... entah sejak kapan Junior menyadari kalau Mahes ini punya aroma vanila cukup kuat.Perlahan Junior menempelkan jejak cintanya di leher jenjang wanita yang kini sudah menjadi istrinya. Dia lakukan dengan sangat lembut dan penuh kehati-hatian.Mahes tidak punya respons yang baik, selain bersikap pasif atau hanya menggigit bibir. Junior tidak merasakan adanya adegan romantis di antara mereka. Malah seperti tegang dan dari pantulan jendela kelihatan kalau Mahes cemas."Kamu takut?" Junior berhenti untuk memastikan dulu bagaimana keadaan istrinya."Nggak, aku baik-baik saja." Mahes coba meyakinkan suaminya.
Insiden yang terjadi antara Yugo dengan Amarta menyisakan kengerian besar bagi keluarga Sudibja. Terutama Yugo sendiri. Sel saraf peia satu itu rusak, dokter mengatakan Yugo akan mengalami kebutaan sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Mereka akan berusaha untuk menyembuhkannya dengan melewati beberapa macam pemeriksaan.Angela meminta perlindungan pada ayahnya. Dia juga sudah menyiapkan pengacara terbaik untuk menyelesaikan kasus ini.Yugo dalam keadaan yang amat sangat terpuruk.dia tidak berdaya dan tidak ada satu pun saat ini yang mampu membantunya. Amarta tidak akan mengerti soal ini. Yang dia tahu hanya membanggakan anaknya. Mengagumi Yugo sebagai sosok satusatunya yang yang harus dia banggakan.Junior mungkin akan lebih paham. Tapi pria satu itu juga memilih untuk diam membiarkan Yugo kali ini menerima hukuman atas perbuatannya.Shiena yang tahu bahwa saat ini keadaan ayahnya cukup buruk hanya bisa menangis Gadis kecil itu pun hanya bisa menemui Yugo sebentar setelah i
Keadaann saat ini sangat kacau. Yugo memang sudah mendapatkan hukuman atas apa yang dia lakukan, tapi Mahes tidak bisa menyimpulkan apakah itu sepadan atau tidak dengan apa yang sudah dia lakukan atau tidak. Yang jelas, setelah semua rasa sakit, sekarang yang dia terima adalah kebahagiaan dan itu sudah cukup untuk membuatnya bersyukur. Tidak ada lagi hal yang Mahes inginkan, apalagi membalas dendam. Hanya fokus untuk bisa bersama dan juga Kasa Buah hati yang sangat dia sayangi.Hari-hari saat Mahes tidak bisa menbak bagaimana keadaan saat ini--karena Junior setiap kali ditanya akan berkata kalau semuanya baik-baik saja. Mahes kembali menyibukkan diri seperti yang dulu sering dilakukan.Hari ini dia membuat kue. Resepnya baru dipelajari dari internet.Kue itu baru matang, Kasa yang sudah di rumah mencium aroma wangi yang sedap. Dia ke belakang untuk menemui ibunya."Ibu buat kue?"Mahes menengok pada anaknya. "Iya," katanya dengan sebuah senyum terukir.Kasa naik kursi untuk duduk dn
Keluarga kecil Junior baru saja mengantarkan Asih pulang ke kampung halamannya. Di tengah perjalanan, mereka malah menerima kabar dari pembantu di rumah Sudibja kalau Amarta jatuh dari kamar mandi dan sekarang dilarikan ke rumah sakit.Junior putar balik untuk menuju rumah sakit demi memastkkan keadaan ibunya tersebut.Dokter menyatakan Amarta struk dan setengah tubuhnya tudak berfungsi."Ma ...." Junior bersimpuh di dekat Amarta yang masih tergolek lemah. Dokter bikang pemicunya adalah stres berat dan darah tinggi. Sungguh, pria itu merasa bersalah karena sebagian dari hal ynag terjadi saat ini adalah karena Junior tidak tahan dengan Yugo yang selalu diuntungkan.Amarta membuka mata. Melihat Junior ada di dekatnya, matanya membulat. Dia membuka mulut untuk mengatakan sesuatu."Ma." Junior bergegas menggengam tangan ibunya. Tapi, Amrta masih bersikap dingin."Yuu--Go!" Kata-kata itu keluar dari mulutnya. Amarta tidak mengharapkan Junior ada di sana karena menurut perempuan itu Juni
Yugo datang sore itu ke tempat Amarta. Pria itu diantar sopir dan juga ditemani perawatnya yang setia.Sudibja melihat keadaan anaknya yang begini cukup sedih. Meskipun, Yugo sendiri yang sekarang sedang kehilangan penglihatannya kelihatan jauh lebih tegar.Bahkan, saat pertama melihat putranya tersebut yang Sudibja tawarkan adalah bagaimana kalau Yugo tinggal saja bersama dengannya. Mungkin, itu akan lebih baik. Sambil menunggu jadwal operasi untuk kesembuhannya. Paling tidak dengan diawasi oleh keluarganya sendiri itu akan jauh lebih aman.Yugo menggeleng. Dia tidak mau hidup atas belas kasihan orang lain. Biarkan saja dia hidup begini. Meski buta, kecerdasan otaknya tidak berkurang. Dia masih bisa tahu apa yang harus dilakukan dan bisa menilai bagaimana orang bersikap padanya.Dengan buta begini jugalah Yugo bisa tahu siapa yang benar peduli dengannya dan siapa yang selama ini hanya mengagumi sisi bagus dalam dirinya.Mahes ... Yugo merasa dirinya sangat bodoh karena kala itu tidak
"Kamu bawa baju ganti juga?"Junior cukup takjub saat dia melihat Mahes memberikan paper bag yang ternyata itu adalah setelan untuk kerja. Hampir saja pria itu berpikir setelah aktivitas mereka yang dadakan ini, Junior harus pulang dulu ke rumah untuk ambil kemeja."Aku nggak mau kamu berangkat kerja kusut."Junior mengekeh. Dia melompat dari tempat tidur untuk mengejutkan Mahes yang sedang berusaha merapikan baju Junior.Dia menggemasi pipi Mahes kemudian menghujani dengam kecupan-kecupan ringan."Kapan kita berduaan kayak gini lagi?" Junior menggoda."Setiap hari bisa." Mahes membuatnya semringah di awal. "Tapi, cukup di kamar kita. Jangan sering di hotel begini. Mahal."Junior mendengkus.Mahes menatap suaminya. "Aku juga kasihan Kasa."Benar juga. Junior malah jadi kepikiran soal keadaan anaknya itu. Pagi ini dia total diurus para ART, sampai bersngkat sekolah pun dengan sopir. Pria itu juga busa mengerti bagaimana perasaan Mahes."Ya, oke ...." Dia menyambar kemejanya bergegas pa
Yugo melakukan panggilan dengan asisten pribadinya yang ditugaskan untuk mencari informasi soal persiapan dia untuk melakukan operasi mata. Negara yang dipilih sudah ditentukan, jadwal dokter yang sedang dikonfirmasi kapan dia itu bisa berangkat untuk melaksanakan operasi. Tingkat keberhasilan sudah dikonfirmasi 99% akan berhasil. Yugo hanya perlu menjaga kesehatan dan Tetap tenang sampai masa operasi itu tiba.Baguslah kalau begitu. Yugo sudah tidak tahan hidup dalam kondisi buta seperti ini. Dia ingin segera sembuh dan kembali bisa melihat normal seperti dulu.Obrolannya baru saja selesai, deru mobil terdengar.Siena yang datang diantar sopirnya. Mau tidak mau juga harus menyambutnya. Biar bagaimanapun juga, di tengah konflik yang melanda ini. Dia hanya ingin mencari Ayah yang terbaik di mata anaknya. Karena itu juga berguna untuk menambah kekuatan bagi dirinya sendiri.“Papa!” Siena memeluk ayahnya.Yugo memang tidak bisa melihat anaknya. Tapi dia menyadari kalau saat ini Siena su