“Seriusan Mas, enggak apa-apa aku ninggalin Rendra sama Mas?” Wanita cantik yang sedang merias diri di depan meja berkaca dengan sederet alat makeup diatasnya itu bertanya karena ragu.Sedari pagi Rena tidak berhenti menanyakan hal itu kepada suaminya setelah tiba-tiba Andra memintanya untuk ‘me time’ bersama Amalia dan Monica.Ricko sempat bercerita kepada Andra beberapa waktu lalu kalau istrinya terlihat pura-pura bahagia hingga akhirnya memberi waktu kepada sang istri untuk melakukan aktifitas yang berhubungan dengan menghabiskan uang yang dipercaya dapat merubah mood wanita menjadi baik, tercetus begitu saja dari pikiran kedua pria tampan itu.Tapi sepertinya Andra lupa kalau istrinya berbeda dengan spesies wanita normal kebanyakan, Rena tidak terlalu suka belanja.“Enggak apa-apa sayang, Mas bisa kok jagain Rendra…bukannya kalau weekend memang Rendra lebih sering sama Mas?” balas Andra yang sudah berdiri di belakang Rena dengan kedua tangan berada di pundak istrinya.Pria it
“Lo ajak main Rendra sebentar, gue angetin ASI mereka dulu ya!” Tidak di kantor tidak di rumah, Andra paling pandai memberikan instruksi menganggap Ricko sebagai bawahannya setelah melihat gelagat Rendra mulai menunjukan tanda-tanda kalau dirinya sedang lapar.Pria itu pun beranjak berdiri lalu melangkah cepat menuju dapur.“Kenapa enggak gue coba yang angetin ASI.” Ricko menggerutu.Detik berikutnya Rendra merengek sambil memasukan kepalan tangannya ke dalam mulut membuat Ricko berulang kali menarik tangan mungil itu kemudian Rendra berteriak karena kesal.Bayi laki-lai itu lalu menangis cukup kencang sehingga Nafeesa yang berada di sampingnya juga ikut menangis membuat Ricko kalang kabut menenangkan dua bayi yang kini menjerit histeris dan menangis saling bersahutan.Beberapa saat lalu kedua bayi itu masih tenang dan tertawa riang tapi dalam sekejap saja suasana rumah menjadi mencekam dan menegangkan.“Andraaaa! Buruan!!! Ini anak lo jerit-jerit!” teriak Ricko yang malah semak
“Iya..Kamu enak enggak punya mertua, kalau pun bundaa Dewi dan ayah Sony masih ada, mereka pasti menyukai kamu,” tukas Monica setelah berhasil menyesap orange jusnya.“Siapa bilang? Tante Mery tuh dulu sinis banget sama aku Mon, malah pernah terang-terangan ngenalin aku sama anak temennya yang rencananya mau dijodohin sama mas Andra…udah cantik, kaya, berpendidikan lagi…rasanya pengen tenggelem di dasar laut aja aku waktu itu.” Rena jadi curhat lalu tersenyum sendiri mengingat awal pertemuannya dengan tante Mery dan om Salim di villa mereka di daerah Dago beberapa tahun silam.Ketika itu dirinya dan Andra belum merasakan cinta malah Rena berpikir untuk membatalkan rencana kawin kontrak tersebut karena merasa begitu rendah diri.“Oh ya? Aku pikir, kamu lancar-lancar aja dulu sama Andra.” Monica mengomentari.“Masa sih? Bukannya tante Mery baik banget ya Kak?” Amalia pun tidak percaya.“Baik, tapi ya itu balik lagi…para mama pasti ingin yang terbaik untuk anaknya, dalam kasus mas A
“Sedikit banget belanjaannya?” Suara Ricko mengejutkan Amalia membuat wanita yang sedang duduk di depan meja rias sambil menepuk-nepuk skin care ke wajahnya itu terhenyak lalu menoleh. Amalia pun tersenyum. “Sayang uangnya, Kak…Lagian aku lagi enggak butuh apa-apa,” balas Amalia, kembali menghadap cermin setelahnya. Ricko yang baru saja keluar dari kamar Nafeesa setelah menidurkan sang anak melangkah pelan mendekati sang istri yang dirasanya seperti kerasukan setan irit karena tidak biasanya wanita muda itu belanja dengan jumlah sedikit. “Kamu enggak kenapa-napa ‘kan sayang?” Ricko bertanya setelah berada tepat di belakang Amalia. Amalia bisa melihat kekhawatiran di wajah suaminya dari pantulan cermin kemudian dirinya berdiri lalu memutar tubuh menghadap sang suami. melingkarkan kedua tangannya di leher Ricko, Amalia kemudian melangkah pelan membuat suaminya mundur sampai kaki jangkungnya terdesak ke sisi ranjang. Kening Ricko masih berkerut bingung ketika melingkarkan kedu
Monica masih berusaha memperbaiki dirinya dan mengambil hati Ibu dari pria yang sudah berhasil membuatnya merasakan kembali apa itu cinta.Ia sadar mungkin ini adalah balasan yang Tuhan berikan kepadanya karena dulu pernah meninggalkan Andra dan menyakiti pria itu.Sehingga pada saat seorang pria menawarkan cinta dan menjanjikan kebahagiaan dalam suatu rumah tangga, dirinya harus berjuang untuk mewujudkan itu semua.Bila memang seperti itu, ia akan menerima dan berjuang sesuai dengan permohonan sang tunangan.Weekend ini dimana waktunya Edward kembali ke Indonesia, selalu setiap kepulangannya ke Bandung, pria itu ingin bertemu dengan Monica selain bertemu dengan ibundanya.Maka Edward sengaja membeli apartemen didekat kediaman sang Mama dan Monica sudah dipastikan berada disana jum’at tengah malam.“Mau kemana hari ini?” Mama Reta bertanya ketika melihat sang anak sudah rapih dan wangi dengan pakaian casualnya.Dua piring lauk yang berada di tangannya, ia simpan diatas meja makan.“Ma
“Tante mau aku foto-in disini?” Monica bertanya memecah kecanggungan yang terjadi semenjak Edward meninggalkan mereka berdua.“Boleh…!” Balas Mama Reta kemudian menegakan tubuhnya mulai berpose.Dengan penuh kesabaran Monica mengambil beberapa gaya Mama Reta dengan kamera ponselnya, tidak lupa ia mengarahkan gaya Mama Reta seperti tadi.Keduanya tertawa ketika melihat hasil foto Mama Reta diponsel Monica.“Ini bagus, Tante…Naah yang ini juga…Tapi ini juga bagus, yang masuk ke social medianya yang ini aja!” “Tapi Mama ga tau gimana cara masukinnya, kamu bantu Mama ya!” Kalimat yang Mama Reta ungkapkan tadi membuat Monica tercengang, bukan karena kalimatnya karena kalimat itu biasa saja tapi panggilan Mama yang tadi Mama Reta sebutkan untuk memanggil dirinya sendiri.Apa Mama Reta sudah membuka hati dan menerima Monica semudah itu?“Oh iya, sini Monica bantuin…Ponsel Mama, mana?” Monica bertanya dengan mengikuti Mama Reta memanggil dirinya dengan sebutan Mama.Kini giliran Mama Reta
Andra memijat keningnya seraya menghembuskan nafas kasar ketika dengan terpaksa harus mengijinkan Ricko mengambil cuti yang sangat jarang dilakukan sahabatnya itu.Untuk pertama kalinya Ricko mengambil cuti ketika melakukan bulan madu bersama Lia dan sebetulnya itu cukup merepotkan Andra padahal cuti tersebut diambilnya hanya seminggu.Dan sekarang sang sahabat mengambil cuti hampir satu bulan lamanya, akan jadi apa dirinya tanpa kinerja sahabatnya itu.Disaat Ricko mengambil cuti untuk perjalanan bulan madu keduanya bersama Lia, Monica malah sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya dan hal itu yang membuat Andra berat mengijinkan Ricko terlalu lama mengambil cuti.“Ko, ga bisa ya lo pergi ke paris aja, kota cinta loh itu! Ga usah Euro trip karena akan memakan waktu lama trus duit lo juga entar kekuras…Lo sendiri yang bilang kalau Lia doyan belanja!” sang Presdir tampan mencoba bernegosiasi.Pasalnya bila hanya ke Paris, cukup hanya dalam satu minggu dan perusahaan tidak perlu kehila
Siang ini Andra dan Monica mengunjungi salah satu hotel mewah di tengah kota Jakarta.Keduanya akan bertemu dengan klien besar mereka untuk membicarakan proposal akhir dan mendengar keputusan dari klien tersebut.Sungguh kebetulan yang tidak terduga, keduanya datang lebih awal dan kamar yang memiliki luas lima ratus lima puluh lima meter persegi itu masih terlihat sepi tanpa seorang pun di dalamnya.Terdapat ruang makan dengan meja panjang dan sepuluh kursi yang bisa dijadikan ruang meeting juga terdapat satu set sofa di ruang tamu ketika pertama kali mereka membuka pintu kamar.Ponsel Andra berdering lalu pria itu merogoh saku celananya untuk mengambil benda pipih yang terdengar nyaring dan langsung menyauti panggilan tersebut.Beberapa saat Monica melihat ekspresi Andra yang tampak kesal kemudian bertanya setelah Andra mengakhiri sambungan teleponnya.“Kenapa?” Monica bertanya.“Mereka terlambat satu jam, kejebak macet!” balas Andra yang sudah menjatuhkan tubuhnya di sofa.Dengan an