"Hei..tunggu!" Dan belum juga Rena melangkahkan kakinya, terdengar suara Whenny yang lantang membuat Rena mengurungkan niat untuk kabur."Eh … Whenny ya?” tanya Rena basa-basi kemudian mengulurkan tangan.“Selamat ulang tahun Whenny, kamu cantik sekali malam ini,” sambungnya dengan senyum dibuat seramah mungkin. Tapi Whenny tidak sudi menjabat tangan Rena malah melangkah mendekat mengikis jarak diantara mereka."Ngapain kamu disini? kamu itu enggak pantas ada disini!" Whenny membentak di depan wajah Rena."Aku-aku datang sama mas Andra.” Rena terbata, matanya mengerjap dengan cepat karena gugup disertai malu karena beberapa tamu undangan sedang memperhatikan mereka.Rena melirik sekitar dan tubuhnya jadi menggigil saat beberapa tamu yang sedang memperhatikannya kini mulai saling berbisik."Mas Andra kemana sih?" rutuk Rena dalam hati, dia sudah ingin menangis.Whenny mencondongkan tubuh, mendekatkan wajah ke telinga Rena."Harusnya kamu sadar kamu itu siapa, kamu enggak p
Andra mencari ke arah suara dering ponsel, pria itu menemukan tas jinjing Rena di diantara bunga-bunga dan tanaman yang ditata apik di taman, tanpa pikir panjang Andra melompati pagar kecil untuk menghindari tanaman dari injakan kaki manusia. Setelah mendapatkan tas dan ponsel Rena, Andra bergegas mencari Ricko yang tadi sedang mencari Rena di area kolam renang."Ko ... gue nemuin tas Rena di taman dekat toilet," ujarnya dengan nafas tersengal. Bukan hanya karena dari tadi dia berlarian mencari Rena tapi juga karena jantungnya yang berdetak kencang dipicu rasa khawatir yang besar akan keadaan Rena yang masih belum bisa ditemukan.Andra dan Ricko mulai panik karena malam sudah semakin larut, tamu undangan satu persatu telah meninggalkan venue sementara Whenny dan keluarga tidak diketahui keberadaannya."Ko ... gimana ini?" Andra menyugar rambutnya ke belakang tampak frustasi."Coba kita liat CCTV," ide cemerlang Ricko membuat keduanya berlari ke ruangan security meminta petugas
"Kamu tuh kenapa sih minta maaf terus?" Andra membentak. Sesungguhnya dia kesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga Rena, seharusnya gadis itu memarahinya bukan malah meminta maaf. "Malam ini aku udah mempermalukan Mas Andra, mulai dari gaun yang sobek, ketumpahan minuman sampai...." Rena menghentikan ucapannya lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan dan mulai menangis tersedu. "Udah Ren, jangan menangis … semua bukan salah kamu. Besok di infotainment pasti rame, kamu enggak usah nonton tv dulu ya!" tutur Ricko sembari memegang pundak Rena. Yang dimaksud Ricko dengan berita diinfotainment itu bukanlah mengenai kejadian nahas yang dialaminya di kurung di lemari pendingin tapi kejadian bertububi-tubi yang mempermalukan Rena saat pesta berlangsung tadi karena sebelumnya Ricko mendapati beberapa wartawan yang meliput pesta ulang tahun Weny juga mengambil gambar Andra dan Rena beserta insiden-insiden yang mempermalukan Rena. Andra menoleh pada Ricko, tanpa aba-aba pria itu m
Rena sedang membereskan pakainnyanya ke dalam lemari ketika Andra keluar dari kamar mandi dengan rambut masih basah menjuntai berkelompok dan hanya melingkarkan handuknya di pinggang bertelanjang dada.Bagian otot yang terletak di sepanjang leher, bahu bagian dalam, sampai ke tulang punggung terlihat basah karena tetesan air dari ujung rambut jangan lupakan otot sixpack yang terlukis indah di perut Andra membuat Andra tampak sempurna di mata kaum Hawa.Beberapa detik Rena terpana melihat pemandangan indah ciptaan Tuhan di hadapannya dengan jantung yang berdebar kencang, hingga detik berikutnya mata mereka bertemu dan tanpa sadar gadis itu refleks membalikan badan."Mas Andraaa!!! Pake baju dulu baru keluar, ini bajunya …,” ujarnya seraya meraih pakaian Andra yang diantar pak Syam tadi lantas memberikan pakaian tersebut dengan mata tertutup ke arah Andra.Andra menipiskan bibir menahan tawa."Gimana sih ini cowok, seenaknya saja telanjang depan cewe! Enggak tau apa ini jantung am
Seperti biasa, Ricko membuka begitu saja pintu ruangan bos tapi sahabatnya itu."Bro! Buruan jemput Rena!! Kerja mulu lu mah.” Ricko sengaja datang untuk mengingatkan karena tau Andra seorang workcholic, bisa-bisa hingga larut malam Presdir tampan itu berada di kantor bila tidak ada yang memaksanya pulang.Andra berdecak kecal. “Ck!! Lo saja lah yang jemput Rena, gue masih banyak kerjaan!" saut Andra ketus, kedua mata dan jarinya terfokus pada MacBook."Kan bukan gue yang mau kawin sama Rena! Lagian lo bilang Rena enggak bawa banyak barang kemaren dari kosannya, lo ajak dia belanja dulu lah sekarang!! Kasian dia, masa mau pake underware yang sama untuk besok!” Ricko berseloroh, pria itu sudah duduk di depan meja Andra. Andra menatap Ricko sekilas, tanda kalau pria itu setuju dengan apa yang Ricko sarankan. Andra mematikan MacBook kemudian beranjak mengambil jas yang kemudian disampirkan di lengan dan menarik langkah p menuju pintu.Ricko tertawa bahagia hingga bertepuk tangan
Ponsel Rena bergetar, ada satu pesan masuk.Andra : Weekend ini mau ke Bandung?Rena : Ngga, hari sabtu ada sosialisasi. Andra : Besok sampe Jum'at, pak Syam yang jemput kamu. Rena : Kenapa?1 menit 5 menit 10 menit Andra tidak menjawab juga pertanyaannya.Rena : Mas?Andra : Apa? Rena : Kenapa? Andra : Apanya? "Kuatkan aku, Tuhaaaaan!” Rena menggeram kesal gadis itu melempar ponselnya ke kasur kemudian membenamkan wajah ke bantal dan berusaha meredam emosi dengan menghirup nafas seperti metode Yoga Inhale - Exhale.Selang berapa lama, Rena terlelap menggapai alam mimpi di mana tidak ada Andra di sana yang selalu membuatnya emosi jiwa.Keesokan harinya, pagi sekali Rena menghubungi Ricko."Hallo,” terdengar suara parau Ricko seperti baru bangun tidur."Selamat pagi Mas ... ini Rena," sapa Rena hangat."Aku tau, Rena! Kalau bukan calon istri bosku enggak mungkin aku jawab panggilan telepon sepagi ini! Dan ini masih subuh, Rena … belum pagi,” ujar Ricko malas-
"Maaas? kirain siapa ... udah lama?" tanya Rena tanpa dosa padahal raut wajah Andra tampak tidak bersahabat.Bukannya menjawab, Andra malah balas bertanya, "Kenapa handphone kamu mati?" Suara berat Andra terdengar dingin."Abis batre Mas dari tadi siang ... maklum handphone jadul." Rena menjawab sambil membuka lemari es dan membawakan air jus kemasan untuk Andra. Rena memberikan air jus kemasan kepada Andra tapi pria itu malah menatapnya dengan tatapan kesal jadi Rena menyimpan botol jus tersebut di meja dan pergi ke kamar untuk mengganti pakaiannya tanpa sepatah kata pun."Kebiasaan si pria introvert … jutek.” Rena misuh-misuh.Rena tidak tau kalau Andra sudah menunggunya dari jam tiga sore, sesuai saran Ricko yang mengharuskan Andra kencan dengan Rena setiap malam minggu, rencananya malam minggu ini Andra akan mengajak Rena menonton bioskop. Tapi sayangnya ponsel Rena mati sejak siang tadi, gadis itu tidak bisa menerima satu pesan pun dari Andra. Dan sekarang Andra terlihat
Masih di dalam dibioskop.Andra menyimpan popcorn tepat di tengah, di atas tangan kursi agar memudahkan Rena untuk mengambil popcorn tersebut, lain halnya dengan Rena yang menyimpan nachos di atas pangkuannya Gadis itu terlihat menikmati film, kedua mata cantik Rena tidak lepas dari layar lebar sedangkan tangan dan mulutnya tidak berhenti beraktifitas.Sesekali tangan Rena mengambil popcorn setelah memakan nachos membuat kening Andra terlipat dalam melihatnya.Andra memesan nachos sebetulnya untuk dirinya sendiri, tapi nachos itu malah Rena kuasai jadi saat Rena akan mengambil popcorn maka Andra menjauhkannya dan sontak gadis itu menoleh menjadikan sebuah kesempatan untuk Andra protes agar Rena mengembalikan nachos miliknya yang dia kuasai.Cukup dengan kode mata dari Andra, kali ini Rena sudah mengerti.“Oooh ... Mas mau ini? bilang donk,” katanya teramat santai seraya memberikan nachos kepada Andra untuk ditukar dengan popcorn. Sayangnya nachos itu tinggal sedikit, tidak memb