Di meja makan bergaya klasik yang berada di bagian lain kamar tersebut sudah tersaji croissant, creme brulee dan confit de Canard juga beberapa minuman jus buah berwarna warni selang seling terlihat indah di dalam gelas kaca tinggi."Ayo makan... " perintah Andra karena ia melihat istrinya hanya diam memandangi makanan di depannya.Bukan apa-apa, Rena sedang mengingat Rendra.Sedang apa anak itu sekarang? Apa dia sudah makan? Rena belum menghubunginya semenj ak sampai disini.Tante Mery dan Ibu Susi yang melarang mereka untuk sering-sering menghubungi menanyakan keadaan Rendra agar keduanya fokus dengan liburan dalam rangka memproduksi seorang adik bagi Rendra."Mau Mas suapin?" tambahnya lagi dengan menaikan satu alisnya."Ga usaaaah... " jawab Rena memanjangkan kata, lalu memulainya dengan menggigit croissant.Keduanya menikmati makan siang dengan pemandangan menara eiffel dari balik kaca besar, siang hari yang menjelang sore dengan udara dingin dan sinar matahari yang malu-malu men
Siang sudah berganti malam, dalam diam keduanya menikmati sunset dari atas ranjang melalui kaca besar di presindential suite tersebut.Rena masih tenggelam di dada bidang Andra dengan selimut yang membungkus tubuh polos keduanya.Jemari Andra menari diatas punggung Rena, mengelus lembut disana dan wanita itu menikmatinya.Sepasang suami istri yang tengah dilanda dilema dalam rumah tangganya termenung dengan pikirannya masing-masing setelah beberapa jam Rena melayani hasrat suaminya yang menggebu karena hampir dua minggu pria tampan itu tenggelam dalam kesibukannya di tambah aksi mogok bicara Rena karena masalah Cinthya yang mmasih belum terselesaikan membuat hubungan keduanya merenggang.Sejujurnya Andra juga bingung dan belum puas dengan penyelesaian masalahnya terhadap Cinthya karena gadis itu malah menghindar.Entahlah, mungkin mendiang sang Bunda akan marah dan bangkit dari kubur karena dirinya tidak bisa menepati janji.Andra mengeratkan pelukannya, mengecup puncak kepala Rena be
Kilauan sinar matahari pagi menembus dari celah tirai menerpa wajah cantik Rena, kelopak yang menutupi mata indah itu mengerjap menyesuaikan cahaya mengenai retina.Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi, tanda bahwa Andra ada didalam sana karena kini ia seorang diri berada diatas ranjang.Rena memegang perutnya, ia merasakan lapar yang teramat sangat karena kemarin malam setelah wanita itu meninggalkan suaminya di dalam bilik shower, ia langsung tenggelam di atas kasur dan bergumul dengan selimut yang membawanya ke alam mimpi.Ternyata cemburu itu memang melelahkan, sudah lama Rena tidak merasakan emosi itu karena suaminya selalu bisa menjaga diri terhadap godaan wanita lain bahkan Monica sekalipun yang merupakan seseorang yang pernah bertahta di hati lelaki itu.Namun dengan Cinthya, Andra memang tidak mencintainya tapi tidak bisa menghindar juga karena terikat janji.Belum lagi gempuran dari suaminya kemarin siang membuat bukan hanya pikiran namun fisik Rena juga ikut lelah
Mobil yang mereka tumpangi tiba di salah satu pusat perbelanjaan kelas atas dunia di kota Paris. Bentuk interiornya yang megah dan berkelas membuat pusat perbelanjaan ini memang diperuntukkan kalangan kelas atas.Di dalamnya terdapat berbagai butik barang branded seperti, Chanel, Louis Vuitton dan Hermes.Tempat ini merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang banyak dikunjungi oleh turis dari Indonesia.Bahkan di bagian tax refund ada konter khusus yang dilengkapi pula dengan petugas berbahasa Indonesia."S'il vous plaît monsieur, contactez-moi si vous avez besoin d'aide" ucap driver ketika membukakan pintu.(Silahkan Tuan, hubungi saya bila anda membutuhkan bantuan)"Mercie... " balas Andra.Rena terlihat terpesona dengan mata berbinar setiap memasuki butik tas dan sepatu ternama dunia itu.Enam tahun menjadi istri seorang Kallandra, Rena masih selalu dibuat takjub dengan gaya hidup suaminya.Jujur, wanita itu merasa tidak tega membelanjakan uang suaminya hanya untuk membeli satu t
a nampak tidak bersemangat, ia kesulitan membuka matanya pagi ini.Tubuhnya benar-benar lelah, setelah kemarin seharian berbelanja dilanjut dengan memuaskan hasrat suaminya yang tidak kenal puas.Hari ini ia hanya ingin bangun siang malah mungkin sore dan hanya menghabiskan harinya dengan berbaring dan berbaring saja diatas ranjang empuk berkualitas super yang begitu nyaman.Tapi sang suami tampan memaksanya bangun, tubuh kekar yang Andra miliki sangat memudahkan dirinya menggendong Rena kekamar mandi.Andra benar-benar memandikan istrinya pagi ini di dalam bathub.Walau berkali-kali Rena menolak dan meronta, semua sia-sia belaka, Andra dengan keinginannya yang tidak terbantahkan.Bulan madu kedua ini Layaknya bulan madu pertama yang dialami pasangan lain, pasalnya Andra benar-benar memanjakan istrinya dan keduanya pun begitu intim sepertinya Andra memaang berniat untuk menambah anak.Namun sudut hati Rena terasa hampa karena tidak ada Rendra diantara mereka, perbedaan waktu di Indone
Bulan madu pun berakhir dan Andra juga Rena harus kembali pada kehidupan nyata.Setumpuk pekerjaan sudah menanti sang Presdir tampan dan segudang rindu milik Rena sudah tidak terbendung bersiap untuk di lepaskan.Andra mengatur waktu kepulangannya agar tiba di Indonesia sabtu pagi hari agar bisa menikmati akhir minggu bersama sang jagoan kecil.Rendra sudah menunggu di bandara ditemani Bapak dan Ibu dengan diantar Hadi, pria kecil itu terlihat tampan dengan rambut disisir rapih belah pinggir hasil karya sang nenek.Rendra sebetulnya tidak menyukainya karena terlihat culun tapi untuk menghargai sang nenek, ia harus menekan rasa tidak percaya dirinya seharian ini.Mudah-mudahan Mama dan Papanya tidak menertawakan style rambutnya kali ini.Dari dinding kaca besar ruang tunggu, Rendra bisa melihat privat jet milik Papa Andra sudah mendarat dengan mulus.Perasaan anak laki-laki itu membuncah bahagia terlihat dari binar di matanya bahkan bibir mungil itu melengkungkan sebentuk senyum.Sorot
Setelah meminta jeda tadi, dewan direksi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan rapat tersebut seminggu kemudian agar Andra bisa menyelesaikan masalahnya terlebih dahulu dengan Cinthya.Dan disinilah mereka semua berada, di ruangan Andra dimana satu set sofa di ruang tersebut terisi penuh oleh Om Salim, Om Bimo, Andra, Ricko juga Monica.“Bisa Om jelasin, kenapa sampai Andra ga tau masalah perjanjian ini? Sebelum meninggal, Ayah sama Bunda hanya berpesan kalau Andra harus jagain Cinthya dan ga pernah meminta untuk menikahi dia!” Andra bertanya kepada Om Salim dengan menahan nada suaranya serendah mungkin.Kekesalannya sudah sampai ubun-ubun tapi dirinya harus berpikir jernih menghadapi masalah ini terlebih Om Salim adalah pengganti orang tuanya yang harus dihormati.Kemudian ia beralih kepada Om Bimo, “Apa ini hanya rekayasa, Om?” tanyanya kemudian.“Andra, Om juga sama sekali ga tau masalah ini...Om sama Tante kamu ga pernah dititipkan mengenai masalah perjodohan kamu denggan Cinthya,
“Pak Rizal?” tanya gadis yang berpakaian seragam rapih berupa blazer dan rok span kepada seorang pria ojeg online. “Betul, Kak!” Pria itu menyahut membuat sang gadis naik ke kursi belakang di motornya dengan posisi duduk menyamping. Gadis cantik dengan bulu mata lebat nan lentik itu bernama Shareena Azmi Zaina atau kerap disapa Rena. Senin hingga jum'at keseharian Rena hanya berkisar antara kossan dan tempat kerjanya di kantor Cabang sebuah Bank BUMN. Rena yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara adalah tulang punggung keluarga, dia mengorbankan masa mudanya untuk bekerja keras di kota besar menopang perekonomian keluarga. Jam di pergelangan tangan Rena telah menunjukan pukul tujuh pagi, Rena yang sedang dalam masa penilaian agar bisa menjalani tes promosi kenaikan level di kantornya itu tidak ingin datang terlambat. Dia harus tiba di kantor sebelum Kepala Cabangnya sampai. Bapak ojol mengemudikan motornya cukup kencang sampai Rena berulang kali meremat sisi jaket pria