Tapi kali ini, agar bisa melupakan rindu kepada Rena sejenak—dia akhirnya setuju menginjakan kaki di sini lagi bersama Ricko.Ah, bagaimana dengan Renanya?Malam ini sang istri belum mengirim pesan.Setelah meneguk beberapa sloki minuman beralkohol untuk menghargai yang punya acara, Andra mengeluarkan ponsel dari saku kemeja.Jempolnya bergulir di layar pipih mengetikan sesuatu untuk Renanya, ngomong-ngomong Andra belum sempat mengabari sang istri kalau malam ini dia menghadiri ulang tahun Diandra.Beberapa kata dia kirim melalui pesan singkat kemudian mematikan layar ponsel dan memasukannya kembali ke dalam saku celana.Ricko sedang berdansa di tengah lantai dansa, pria jangkung itu memang ahli dalam hal memikat wanita dengan tubuh berotot yang setengah mati dia jaga dan tubuh yang dibalut kemeja ketat menyetak otot sempurnanya itu kini sedang meliuk indah di tengah-tengah wanita berpakaian kurang bahan.“Apakabar Rena? Kamu enggak ngajak dia?” Justin bertanya casual, sudah ti
“Jadi masih marah?” Suara Andra di ujung panggilan sana terdengar dingin padahal sedang membujuk.“Mas … memangnya enggak bisa ya langsung pulang aja ke rumah? Enggak usah kelayapan gitu! Mas tau? Nanti kalau kita udah punya anak, aku dan anak kita pasti nungguin Mas pulang … apa Mas enggak kepikiran kalau istri sama anak mereka juga nungguin papanya di rumah?” omel Rena pada sang suami.Ancaman Ricko memang terbukti, pria itu melaporkan kelakuan Andra yang menyiksa bawahannya sepulang kerja.Sudah beberapa hari ini Rena memantaunya setiap pulang kerja, bila jam menunjukan pukul delapan malam Andra belum sampai di rumah, istrinya itu terus saja menghubunginya bahkan melakukan video call agar Andra tidak bohong mengenai keberadaannya.Tapi tunggu, Rena tadi bilang anak kita?Berarti perempuan itu memang mencintai Andra, kan?Dan berniat untuk berkembang biak bersama Andra melanjutkan keturunan Gunadhya yang dilihat dari silsilah kekeluargaan hanya tinggal Andra seorang didunia in
“Hati-hati di jalan, Bu …,” kata pak Setiawan di saat langkah Rena membawanya menjauh.Rena menoleh ke belakang untuk melambaikan tangan kepada pak Setiawan.Ketika mengembalikan pandangannya ke arah depan, Rena melihat sesosok pria sedang berdiri menatapnya. Seketika langkahnya terhenti, jantungnya langsung berpacu kencang.Hampir saja Rena memekik terkejut, bahkan tangannya sudah hampir dia angkat untuk mengucek matanya meyakinkan indera penglihatan bahwa yang dilihatnya tidak salah. Tapi saat pria itu tersenyum, Rena yakin kalau dia tidak salah melihat karena senyum itu lah yang selalu menulari Rena semasa sekolah dulu.“Kak Edward,” ucapnya tanpa suara.Edward melangkah mendekati Rena yang sudah pucat pasi dengan buliran bening membasahi pelipisnya.Entah karena udara malam ini terlalu panas atau karena dia terlalu gugup bertemu kembali dengan sang mantan kekasih yang sangat dicemburui suaminya itu.Saat ini juga Rena berharap dia seperti Jinni yang tiba-tiba bisa mengh
Andra menggeliat meregangkan otot-otot di tubuhnya, sudah seharian ini pria itu mematuti layar pipih di atas meja untuk menyelesaikan semua pekerjaan agar sore nanti bisa langsung terbang ke Batam menemui Rena.Janjinya untuk berkunjung dua minggu lalu pada sang istri baru bisa dia penuhi akhir minggu ini karena akhir minggu kemarin harus menemani tuan Kurota-kliennya dari Jepang yang sedang berkunjung ke Indonesia.Ketika Andra mengungkapkannya kepada Rena, tentu saja wanita paling pengertian sedunia versi Andra itu memintanya untuk lebih mementingkan tuan Kurota.Lagi-lagi Rena berpidato dalam sambungan telepon beberapa hari lalu, mengatakan bahwa Andra adalah penanggung jawab atas kesejahteraan puluh ribu karyawan beserta keluarganya, maka dari itu sebagai Presdir harus mempertahankan bahkan memajukan perusahaan dengan sebaik-baiknya.Mungkin kalau perempuan itu berada di sisinya setiap hari hidup Andra akan lebih mudah.Ketika Andra stress, akan ada belaian lembut di kepala y
“Pertama aku minta maaf ... karena sudah meninggalkanmu, membuat rugi perusahaan om Sonny dan juga membuat kamu susah dengan pemberitaan kemarin … aku tau kamu yang meminta Ricko untuk membawa aku menemui psikiater, makasih ya kamu masih baik sama aku.” Monica mengucapkannya dengan tulus tanpa berkedip.“Aku yang saat itu masih sangat muda dengan terpaksa mengkhianati kamu untuk menolong ayah, setelah itu berjuangan hidup sendiri selama tujuh tahun karena ayah enggak bisa di andalka … masih bagus aku hanya gila enggak bunuh diri!” Monica tertawa kering.Andra dan Ricko menatap wanita itu lekat ketika sedang menceritakan kisahnya, keduanya merasa kalau Monica sedang meminta belas kasihan atas apa yang telah dia perbuat.Tapi sekarang aku udah sembuh, setidaknya berusaha untuk sembuh dan aku mohon … kalau aku udah enggak punya tempat lagi di hati kamu, bisakah kita berteman, Andra? aku akan berusaha untuk enggak melewati batas.” Monica memelaskan wajahnya, berharap Andra akan memberi
Rena menjerit kegirangan ketika membuka pintu apartemen langsung menangkap sosok pria tampan yang dirindukannya sedang duduk di sofa masih memakai kemeja lengan panjang dengan dua kancing yang sudah terbuka, jas dan dasinya tersampir di sandaran lengan sofa.Wanita itu berhamburan memeluk Andra kemudian menciumi setiap jengkal wajah tampan suaminya.Andra tertawa geli lalu menangkup pipi Rena menggunakan kedua tangannya yang besar."Hey ... hey ... udah enggak sabar yaaa?" goda Andra sambil terkekeh.Rena mengangguk dengan wajah merona membuat Andra jadi gemas.Lelaki itu langsung menyambar bibir Rena lembut dan perlahan berubah menuntut seolah menjelaskan betapa besar rindunya kepada Rena. Dengan masih memagut bibir Rena yang kini semakin dalam dan seramoangan, kedua tangan Andra menanggalkan pakaian Rena begitu juga dengan Rena.Tanpa basa-basi tanpa mukadimah, Andra dan Rena langsung masuk ke acara bercinta di pertemuannya kali ini.Setelah tubuh Rena setengah telanjang, A
Perut Andra tiba-tiba berbunyi mencium harum masakan Rena yang menggugah selera.Seperti biasa Rena melayani suaminya dengan baik, memindahkan nasi dan lauknya ke piring kosong untuk Andra.Tidak lupa satu gelas air mineral dan satu cangkir kopi yang baru saja dia tuang dari coffeemaker disediakan untuk Andra.Sambil memasukan makanan ke dalam mulut, Rena fokus dengan ponselnya.Jempolnya sibuk menggulir layar pipih yang berhasil mengambil alih perhatiannya.Selain mencari cara bagaimana menghilangkan kissmark dengan cepat, Rena juga menghindari matanya bersitatap dengan Andra.Andra merebut ponsel dari tangan Rena secara tiba-tiba dan sontak membuat Rena melototkan matanya.Tanpa memperdulikan sorot mata tajam itu, Andra membalikan layar ponsel Rena dan melihat apa yang membuat Renanya teralihkan.Pria itu menahan senyum setelah melihat apa yang sedang Rena cari di mesin pencari dalam ponselnya.Tatapannya beralih pada leher jenjang Rena yang terekspose karena hanya memakai
Setelah permintaan maafnya kepada Andra beberapa waktu lalu, Monica bangkit kembali.Monica memilih jalur bisnis di dunia entertainment selain karena dia sudah mengenal betul dunia tersebut juga karena segmen agency model cukup mudah dilanjankan dan bisa diandalkan menjadi pundi-pundi penghasil uang.Dalam suatu event atau media promosi, kontribusi seorang model sebagai duta tidak dapat dinafikan.Kehadiran para model ini adalah untuk membangun cintra yang baik terhadap produk atau program yang akan dijual perusahaan.Sebagai mantan model, nama Monica cukup diperhitungkan dalam dunia entertainment, dengan merekrut talent-talent model, pergerakan Monica dimulai dengan merangkul klien yang umumnya perusahaan, terutama yang tengah membangun image.Tapi nama besarnya membawa Monica tidak hanya dipercaya oleh perusahaan baru saja, perusahaan raksasa yang sudah lama malang melintang didunia bisnis pun mempercayakan pemasaran produknya kepada Monica.“Ricko,” sapa Monica ketika baru sa