Acara malam adalah acara terakhir dari seluruh rangkaian acara pernikahan megah dan spektakuler Tahun ini.Rena tampak lesu karena lelah dan kaki terasa pegal sekali lantaran hampir dua belas jam berdiri menggunakan heels 10cm membalut kaki jenjangnya. Belum lagi angin yang berasal dari pendingin ruangan menerpa tubuh bagian atasnya yang terbuka membuat tubuh Rena mengigil.Malam ini Rena tidak melihat Whenny, Ayah Whenny adalah salah satu klien bisnis Andra jadi pasti Whenny diundang.pRena baru ingat, bagaimana kabar Whenny setelah menyekapnya dalam lemari pendingin?Rena pernah dengar dari Ricko kalau Andra ingin memberi pelajaran pada Whenny tapi tidak tau percis pelajaran seperti apa yang diberikan Andra pada gadis jahat itu.Di antara para tamu, Rena melihat Sherly yang selalu cantik seperti biasa tengah menggandeng seorang bule yang tak lain adalah calon suaminya.Para reporter tidak menyiakan kesempatan tersebut langsung mewawancarai Sherly beserta tunangannya, meminta
Ting…Tong...Bel do pintu kamar hotel presidential suite yang merupakan kamar pengantin Rena dan Andra p berbunyi nyaring."Andra ... Rena... buka! Ini Tante dan ibu Susi!” tante Mery berseru nyaring dari balik pintu. "Rena... Rena..." Andra memanggil Rena dengan menahan suaranya untuk membangunkan Rena yang tertidur pulas di sofa."Emmhh....” Rena mengerjapkan mata lalu menggeliatkan tubuhnya."Cepat kemari bawa bantal dan selimut itu! Tante Mery dan ibu ada di luar," titah Andra meski tampak tenang tapi nada suara pria itu terdengar panik.Dengan kesadaran yang masih setengah Rena bergegas lari ke atas tempat tidur membawa selimut dan bantal lalu merapihkannya menyelimuti tubuh mereka berdua.Andra mengusak puncak kepala Rena hingga rambutnya berantakan kemudian menurunkan tali gaun tidur di pundak gadis cantik itu."Mas mau apa?" Rena memicingkan mata sambil membetulkan kembali tali gaun tidurnya.Sementara itu di luar sana antei Mery dan bu masih menggedor-gedor pintu
Setelah menikah, Rena dan Andra menempati rumah peninggalan orang tua Andra. Rumah mewah dengan delapan kamar dan 3 kamar pembantu beserta supir di paviliun belakang itu sangat luas, mewah dan megah. Pengantin baru itu menempati kamar utama yang dulunya menjadi kamar ayah Sony dan bunda Dewi. Semua baju Rena dan Andra telah tertata rapih di walk in closet, begitu pula sepatu dan tas. Rena tidak membawa banyak tas sehingga space bagian tas Rena terlihat kosong, begitu pula area jam tangan dan sepatu. Berbeda dengan Andra, mulai dari kemeja dengan semua warna, dasi dan jas juga jam tangan dan sepatu dari semua merk ternama dunia memenuhi lemarinya. Rena keluar dari walk in closet setelah membereskan pakaiannya, lampu kamar sudah padam tinggal lampu tidur di dinding yang menempel di kepala ranjang yang masih menyala. Ternyata Presdir tampan itu sudah terlelap, pria itu tadi bilang akan tidur lebih dahulu karena besok pagi akan ada meeting penting. Rena tersenyum dalam hati saat An
“Maaas … aku udah tiga minggu loh enggak pulang ke Bandung,” protes Rena sambil mengerucutkan bibirnya.Pasalnya rencana pulang long weekend ini ke Bandung harus batal karena pak Randy, salah satu klien terbesar Andra mengundang untuk merayakan Tahun baru bersama keluarganya di Villa mewah miliknya di kawasan Puncak.Dan mau tidak mau, Andra harus mengajak sang istri untuk memenuhi undangan pak Randy itu.“Minggu depan kita ke Bandung.” Andra berjanji sembari fokus mengemudi di tengah kemacetan menyambut long weekend.“Mas Ricko kenapa enggak ikut, Mas?” lagi-lagi Rena menanyakan Ricko membuat Andra menoleh sambil mengernyit.“Kenapa memang?” Pria itu malah balik bertanya.“Ya biar seru saja,” jawabnya santai.“Jadi gue membosankan? Gue ‘kan Presiden Direktur sebuah perusahaan besar, bukan pelawak,” rutuk Andra dalam hati.Seperti biasa, hening membentang selama sisa perjalanan karena Rena yang biasanya memulai topik pembicaraan terlebih dahulu memilih untuk memejamkan mata.
Tetesan hujan mulai membasahi bumi, kegiatan menikmati pemandangan indah dan udara sejuk harus mereka hentikan sekarang juga.Andra dan Rena berlarian menyusuri kembali jalan setapak menuju Villa pak Randy tapi sayang jaraknya cukup jauh sedangkan hujan turun semakin deras. Andra menghentikan langkahnya tepat di depan gudang kecil untuk berteduh, pintu gudang itu terlilit rantai dengan gembok besar di tengahnya.Keduanya hanya bisa berteduh di beranda, untunglah atap gudang sedikit menjorok kedepan sehingga bisa melindungi sepasang pengantin baru yang singgah untuk berteduh dari derasnya hujan.Angin yang mengiringi hujan tersebut cukup kencang menjadikan udara semakin dingin dan menambah lengkap penderitaan Rena. Pasalnya gadis itu tidak memakai jaket lagi seperti yang Andra kenakan saat ini. Andra terbiasa tinggal di Jakarta dengan udara panas sehingga saat akan mengunjungi tempat dingin dia akan lebih prepare dengan pakaiannya karena tidak terbiasa dengan udara dingin. Se
Setelah ciuman malam tahun baru itu, Rena masih bingung harus bagaimana menghadapi Andra. Rena selalu canggung dan salah tingkah ketika Andra menatapnya. Gadis itu kesal karena Andra menciumnya tapi ia lebih kesal lagi pada dirinya sendiri karena menikmati ciuman tersebut.Oke, sebagai wanita dewasa dia mengerti betul bagaimana hormonnya bekerja.Dia juga sering mendengar dari teman-temannya bagaimana gaya pacaran mereka yang sudah seperti pasangan suami istri.Tapi yang Rena hadapi ini adalah seorang pria tampan dambaan setiap wanita dengan sejuta pesona yang hanya akan sampai lima tahun saja menjadi suaminya.Kalau seperti ini terus bagaimana jika Rena jatuh cinta kepada Andra? Jangankan hingga bibir mereka saling menyentuh, Andra menggenggam tangannya saja jantung Rena selalu berdetak tidak karuan.Berbeda dengan Andra yang tampak sangat santai setelah kejadian itu, entah karena ekspresi wajah datar atau sikap dinginnya tapi pria itu sepertinya biasa saja setelah mencium
Setelah briefing pagi, pak Rudi memanggil Rena ke ruangannya."Pagi Pak Rudi ... tadi Bapak memanggil saya?""Iya … masuk Rena, ini surat panggilan untuk melakukan test level pimpinan," kata pak Rudi seraya menyerahkan amplop.Di dalam amplop tersebut terdapat satu lembar kertas, di sana tertulis nama Rena yang telah memenuhi syarat untuk melakukan test promosi."Akhirnyaaa!!!" Rena hampir berjingkrak karena girang."Selamat ya Rena, kamu belajar yang rajin ... minta bantuan bu Firda agar bisa lulus tes.”"Terimakasih Pak ... terimakasih banyak!” ucap Rena tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya."Sama-sama Rena.” Pak Rudi tampak ikut bahagia.Rena kembali ke mejanya, dia tidak sabar ingin memberitahukan bapak dan ini mengenai berita bahagia ini. “Miaaaa … aku dapet panggilan test.” Rena memberitahu sahabatnya setelah keluar dari ruangan pak Rudi.“Waaah … selamat ya Mia, semoga lulus!” Mia membalas pelukan Rena.“Nanti kalau lulus dan setelah pendidikan biasanya dilempa
Sudah waktunya mengunjungi bapak dan ibu di Bandung. Hari jumat sore sepulang kerja, Andra dan Ricko menjemput Rena seperti biasa dan mereka bertiga langsung meluncur menuju Kota kelahiran Rena.Sudah dua bulan lamanya Rena tidak bertemu keluarga di Bandung.Setelah menikah, sebagai istri—Rena harus meminta ijin kepada suaminya untuk pulang ke rumah orang tua.Sedangkan hampir setiap weekend Andra memiliki jadwal sendiri, selain main golf bersama klien—undangan pesta pun sering datang pada saat weekend.Dan Rena mau tidak mau harus mengikuti jadwal Andra, karena akan tidak baik tanggapan kedua orang tuanya nanti bila hanya dia yang pulang tanpa Andra bersamanya.Andra dan Rena seakan menghayati perannya sebagai suami istri.Dalam perjalan yang memakan waktu tiga jam itu, hanya Ricko dan Rena yang berbincang-bincang sambil bersenda gurau.Ricko selalu bisa meramaikan suasana, Rena tertawa lepas menertawakan lelucon yang Ricko buat, sedangkan Andra fokus mengemudi terkadang ses