"Iya iya, paham. Kamu juga jangan pesimis duluan dong! Kamu itu wanita hebat," Andre memberikan Mosa semangat."Hebat kamu lah. Kamu kan jadi wakil direktur. Sudah sukses banget," sahut Mosa."Itu tidak seberapa dengan Kamu yang bisa mengandung dua anak sekaligus. Belum lagi nanti akan melahirkan. Wanita itu hebat, maka dari itu nabi kita kan menyampaikan siapa yang harus ditaati. Ibumu sampai tiga kali baru ayahmu. Itu menandakan jika perempuan itu lebih mulia tiga kali daripada laki-laki," tukas Andre."Tapi perempuan itu harus tunduk dan patuh sama laki-laki sebagai suaminya bukankah itu menandakan kalau laki-laki itu lebih hebat lagi perempuan," balas Mosa."Ya karena laki-laki itu sebagai pelindung perempuan. Tetapi untuk masalah mulia, lebih mulia perempuan. Oh ya, nanti malam kita makan berdua di sini saja atau di paviliun seperti kemarin?" tanya Andre."Di sini sajalah. Di sini lebih bisa romantis sama kamu. Aku juga lagi mau rebahan sekarang cukup capek nih," jawab Mosa."Ya
"Sudah kuduga. Dia itu salah paham. Lalu dia sekarang ada dimana?" tanya Roni."Aku juga nggak paham ada dimana. Karena waktu itu aku cuma disekap dalam rumah. Rumahnya ya cukup bagus menurutku. Tapi alamatnya dimana aku nggak tahu. Selama aku disekap Hendra juga tinggal di sana,'' jawab Andre.Andre tercenung. Memikirkan rumah yang dijelaskan oleh Roni. "Ya sudah aku akan mencoba mencari rumah itu. Semoga kamu lekas sembuh ya! Agar kamu bisa mempertanggung jawabkan perbuatan kamu," ucapnya."Iya. Aku tahu aku bersalah. Sekali lagi aku minta maaf, Dre," sahut RoniAndre kemudian masih memikirkan dimana tempat Hendra berada. Keluarga Andre dan keluarga Roni memang tidak terlalu akrab. Tetapi Andre pernah main di beberapa tempat milik Hendra. Hanya saja Andre masih lupa lupa ingat. Seorang polisi menghampiri Andre. "Bagaimana, Pak? Mungkin ada bayangan dimana Hendra berada? Beberapa bukti sudah mengarah pada Hendra. Kami juga mendapatkan rekaman pembicaraan Roni dan Andre saat meminta
"Ada, polisi sudah mengantongi bukti. Itu juga berkat Roni. Roni memang sudah membaik. Tetapi dia juga menjadi tersangka dalam masalah ini. Dan dia juga akan menerima ganjaran dari perbuatan yang sudah dilakukannya," balas Andre."Iya. Kok mau sih Roni itu mencelakai keluarga kita?""Karena Roni dibebaskan dari penjara oleh Hendra. Dan juga dia memberikan sejumlah uang kepada Roni. Sehingga mau tidak mau Roni harus melakukan itu," jawab Andre.Mosa menghela napas kasar. "Uang lagi masalahnya. Memangnya Uang bisa membeli segalanya?""Entahlah. Tetapi yang jelas Roni sedang menyesali perbuatannya. Kamu mau makan apa malam ini? Mau makan di pinggir jalan lagi?" tanya Andre.''Enggak. Aku lagi nggak pengen makan di luar. Karena aku sudah masak tadi. Jadi kita makan di rumah saja, ya!" sahut Mosa semangat.Sebelumnya Mosa sudah memasak masakan kesukaan Andre. Dibantu Bi Imah yang memang sudah biasa memasak untuk Andre.Saat pillow talk di kamar, Mosa menyadarkan kepalanya di lengan Andre d
Mosa melongok, "Raisa. Kamu ada di sini. Sudah lama sekali kita tidak berjumpa," ucapnya."Iya, lama sekali. Aku juga pengen sekali ketemu sama kamu cuma kamu yang pindah-pindah. Aku dengar banyak sekali musibah yang menerpa kamu. Sekarang kamu bagaimana?" tanya Raisa lalu duduk di samping Mosa.Para suami pun berbincang dengan anak Raisa digendong oleh Ayahnya.''Aku kemarin keguguran, Raisa. Dan Tuhan memberikan aku kepercayaan lagi. Ini anak kembar yang sebentar lagi akan lahir,'' ucap Mosa.''Ya Tuhan. Ternyata masih banyak musibah yang kamu alami. Maaf aku nggak tahu." "Iya, nggak apa-apa. Lagipula sudah ada gantinya ini. Kamu ngapain ke sini?" tanya Mosa.''Aku mau cari kado untuk teman yang lahiran. Ternyata kamu ada di sini. Semoga kelahiran kamu lancar, ya? Nanti kalau kamu sudah melahirkan aku akan jenguk kamu dan si kembar," sahut Raisa. "Kamu sekarang ada dimana?""Aku di rumah Andre. Kemarin aku tinggal di rumah pemberian perusahaan Andre. Cuma pembantunya kurang ajar. J
Polisi kemudian membuka perlahan paket yang ditujukan kepada Andre. Sebuah surat ada di dalamnya.[Sekarang kamu bisa bersenang-senang. Setidaknya kamu bisa menikmati indahnya dunia. Karena sebentar lagi kamu akan MATI.]Andre menghela nafas panjang. Lalu memejamkan matanya sejenak. "Dari gaya tulisannya sama seperti dari surat sebelumnya," ucap polisi."Bisa saya menduga itu adalah Hendra, Pak. Roni masih belum bisa diajak ke luar rumah sakit. Keadaannya belum memungkinkan. Saya memiliki feeling jika Hendra berada di rumah masa kecilnya. Karena di sana memang rumahnya cukup bagus. Dan saya juga belum pernah mendengar keluarga Hendra menjual rumah tersebut," dugaan Andre."Pak Andre masih mengingat rumah itu ada dimana?" tanya polisi."Kalau tidak salah, rumahnya tidak jauh dari rumahnya yang baru, Pak. Mungkin kapan kita bisa segera ke sana?" balas Andre."Kita memang harus cepat. Bisa jadi memang tujuan utama Hendra adalah Anda. Tetapi kita juga tidak bisa gegabah. Kita harus meman
Sesampainya di rumah, Mosa menyambut kedatangan Andre."Kamu kok belum tidur?" tanya Andre setelah menutup pintu."Aku nggak bisa tidur. Aku mikirin kamu. Apa Hendra sudah ditangkap?" balas Mosa.Andre menggelengkan kepalanya. "Dia sudah pergi sebelum kami ke sana. Rumah itu sudah kosong," terangnya. "Ya Tuhan. Menangkap orang jahat itu susahnya.""Semoga saja dia bisa segera tertangkap.""Tadi isi paketnya apa?" tanya Mosa mengingat Andre belum mengatakan isi dari paket yang didapatkan tadi."Bukan apa-apa.""Jangan bohong! Coba katakan!" paksa Mosa."Teror lagi. Sama seperti kemarin,'' jawab Andre"Ya Tuhan. Aduh!" keluh Mosa sembari memegang pipinya.''Kamu kenapa?" tanya Andre."Entah kenapa dari tadi sore gigiku sakit. Dan setelah mendengar ucapan kamu barusan gigiku makin sakit saja,'' jawab Mosa. "Kamu sudah minum obat?" "Aku tidak berani minum obat. Karena ibu hamil kan tidak bisa sembarangan minum obat," jawab Mosa meringis kesakitan. Andre berfikir sejenak. Memang benar
"Wah, tinggal sebentar lagi menunggu. Selamat karena akan menjadi seorang Ayah. Menjadi ayah pasti akan membahagiakan. Saat saya menemani istri saya melahirkan dulu juga sebenarnya nggak tega. Tapi nggak adil rasanya kalau dia berjuang sendiri. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menemani dia di ruang persalinan," jelas bos Andre."Iya. Saya juga ingin menemani istri saya nantinya. Apalagi bayi kami kembar. Saya juga ingin melihat anak saya lahir," sahut Andre."Ya, kamu harus menemani istri kamu, ya!"Andre hanya tersenyum. Bos Andre kemudian meninggalkan ruang Andre.Saat jam makan siang, Andre merenung dengan semua yang terjadi pada dirinya. Sudah sejauh ini dirinya sudah mendapatkan apa yang diinginkan. Mulai dari jabatan yang tinggi, rumah, istri yang baik serta akan mendapatkan anak kembar. Andre menyadari jika usia bukan lah miliknya. Dia hanya bisa menjadi tokoh dalam cerita. Apapun yang terjadi dia pasrah.*Saat akhir pekan, dimana Mosa meminta Andre untuk mengantarnya k
"Kamu pilih tas untuk ganti yang hilang tadi!" titah Andre.Toko tersebut merupakan salah satu toko tas terbaik yang menjual berbagai merk tas ternama. Bahkan tas Mosa yang hilang pun mungkin tidak ada di sana."Tapi kan nggak di sini juga? Ini terlalu mewah, Dre," tolak Mosa."Iya, nggak apa-apa. Kamu pilih saja! Kan kamu akan menjaga tas kamu dengan baik sampai waktunya hilang juga. Jadi nggak ada salahnya kamu pilih tas di sini," sahut Andre.Setelah perdebatan di dalam mobil, akhirnya Mosa mengalah dan turun dari mobil lalu memasuki toko tas tersebut.Disambut oleh pelayan toko, Mosa kurang fokus karena melihat banyak sekali koleksi yang dimiliki toko tersebut."Wah, tanya banyak sekali," celetuk Mosa.Melihat Mosa yang seperti bukanlah orang kaya, pelayan tersebut memandang sinis Mosa."Iya, di toko ini koleksinya memang banyak, Bu. Dan harganya mahal. Kalau ibu tidak bisa membeli di toko ini sebaiknya jangan memilih daripada kecewa!" ucap pelayan toko.Mendengar ucapan tersebut,