Share

Klien Gangguan Jiwa

“Nun!” Pak Yasin tampak sumringah meski selang-selang medis masih terpasang di tubuhnya.

“Apa kabar, Kek?” sapa Nun ramah.

“Akhirnya kamu datang juga ... Kakek senang sekali. Rasanya seperti ketemu neneknya Alif. Jadi berasa muda lagi.”

Nun memberinya senyum manis.

“Kakek sudah minum obat?”

“Sudah ... sudah bosan malah.” Dia terkekeh kemudian batuk-batuk.

Alif mendekat dan mengambilkan air minum. “Kalau sudah tua dan sakit-sakitan begini, Kakek jadi merepotkan kamu, ya ....”

“Enggak, Kek. Alif juga merepotkan Kakek sejak kecil. Sekarang giliran Kakek ngerepotin ... Alif ridho.”

Nun yang menyaksikan pasangan cucu-kakek itu dengan mata berkaca-kaca. Persis seperti saat-saat dia dan bapaknya nonton sinetron yang mengandung bawang. Dia tidak sangka Alif yang temperamental itu ternyata bisa bersikap lembut juga.

“Kakek istirahat dulu, ya!” Alif memasangkan selimut ke tubuh sang Kakek. Namun, Kakeknya justru memanggil

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status