Share

Bab 22

Warung-warung makan di jalan belakang Universitas Briwijaya paling ramai di malam hari.

"Bos, dua porsi nasi goreng!"

Jeanet menggerutu sambil menggendong Kayshila dengan satu tangan dan mengusap perutnya dengan tangan yang lain.

"Ini semua karena Danish, menunda makan malamku saja."

Kayshila juga lapar, meneguk air liurnya dengan cepat. "Jeanet, aku ingin makan kue kenari."

"Baiklah! Aku segera pergi beli."

Jeanet mengiyakannya, lalu merasa ada sedikit tidak benar, menatapnya dengan curiga.

"Baru-baru ini jumlah makananmu bertambah ah. Sudah begitu malam, apa tidak terlalu banyak? Tidak takut menjadi gemuk?"

Kayshila memiliki kata-kata pahit.

Dia sendiri juga memperhatikan bahwa dia menjadi lebih bisa makan dan juga tahu bahwa karena si kecil di perutnya.

"Nasi goreng sudah siap!"

"Baik."

Jeanet mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk membayar.

Kayshila bertanya, "Berapa harganya? Aku transfer."

"Tidak perlu..."

"Harus."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status