Share

Tamparan

Aku duduk di kursi tunggu depan ruang rawat Gio dengan kepala menunduk. Dari sejak tadi, aku tak henti berpikir apa yang harus aku jawab pada Dewa dan Gio.

Entah mengapa aku merasa gamang, di satu sisi aku merasa sepertinya saat sekarang bukan waktu yang tepat untuk menyanggupi permintaan Dewa terlebih selepas Gio sakit Andro tiba-tiba menghilang. Namun, di sisi lain perasaanku pada Dewa kian besar dan aku juga sudah mulai tidak bisa jauh-jauh dari Gio.

Oh Tuhan. Apa langkah yang harus kuambil? Haruskah aku menikah dan menjadi ibu Gio? Tapi, bagaimana dengan Dimas? Lalu, apakah orang tua Dewa bisa menerimaku?

Sungguh. Detik ini juga rasanya aku ingin menangis sekencang-kencangnya tapi ini rumah sakit tidak mungkin aku berbuat kegaduhan.

Dasar Nia bodoh!

Seharusnya aku tidak menggantikan Bu Welly mengajar tadi sehingga Gio harus ketemu Andro dan jadinya seperti ini.

"Nia ...." Aku mengangkat kepala. Kulihat Maura menghampiriku diikuti Pak Breno di belakangnya. Lelaki itu tampak berwaj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status