06.00 waktu Jakarta.
Michel dan Jake baru saja sampai di Jakarta. Tempat pertama yang harus mereka tuju kali ini adalah kantor Michel.Michel mengingat sebelum pergi tadi, Michel mengancam Diana untuk menyebarluaskan vidio pelecehan Diana jika Diana berani melaporkannya pada polisi walau jika hal itu terjadi, Michel tidak akan bisa masuk penjara."Sampai saat ini, Diana masih belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Ckk, Diana harus melahirkan anak untukku." Pikir Michel padahal Michel punya istri sah yang bisa mengandung anaknya tapi bahkan sekali menyentuh Vanessa pun Michel tidak pernah.Beberapa jam kemudian, Dave, Diana dan Doni sampai ke Jakarta. Mia bersama beberapa orang lainnya sudah mempersiapkan acara penyambutan mereka.Dari pesawat Dave menggendong Diana sampai masuk ke dalam mobil. Mereka terlihat pura-pura bahagia saat orang-orang melihat ke arah mereka. Namun ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil yang Mia bawa, Dave la"Kamu pasti sering bolos kan di sekolah makanya jago lari?" Dave berniat bercanda tapi Diana menatap serius ke arah Doni."Eh, enggak, Kak. Aku tidak pernah bolos kok," jawab Doni tergagap takut."Aku hanya bercanda, Diana. Kamu jangan terlalu serius mendengarnya. Lagi pula kita semua tau kalau Doni ini anak baik dan juga pintar. Jadi Doni tidak mungkin bolos sekolah." Setelah makan malam selesai dan obrolan hangat juga sudah dilakukan, Dave menyuruh Doni tidur dan Dave juga mengajak Diana tidur.Diana tidak mau digendong dan meminta Dave untuk menuntunnya saja.Setelah memastikan Diana berbaring, Dave keluar dari kamar dan memeriksa semua keamanan rumahnya. Barulah Dave kembali ke kamar dan tidur bersama dengan Diana.Pagi hari.Dave terbangun saat mendengar suara Diana muntah di kamar mandi."Diana!" Dave segera bangkit dan menyusul Diana yang terlihat lemas dan juga pucat.Dave mengusap lembut punggung Diana dan membantu Diana membersihkan wajahnya."Ada apa?" tanya Dave."Kepalak
Setelah berpikir panjang, Michel memutuskan untuk mengirimi Diana pesan lagi karena pasti Diana akan menolak kedatangannya ataupun telepon darinya."Diana, aku berjanji tidak akan mengganggu kamu jika kamu melahirkan anak itu. Aku tidak akan memaksa kamu menyerahkan anak itu padaku. Kamu wanita baik, pasti kamu tidak akan membunuh anak tidak berdosa itu kan? Aku percaya kamu tidak akan melakukannya. Tapi jika kamu membunuh anak itu, aku pasti akan membunuh kalian semua." Isi pesan Michel.Di tempat lain. Diana sudah lebih tenang dari sebelumnya dan sudah berpikir ulang. Diana memutuskan untuk melahirkan anak itu dan akan menjalani hidup normal bersama dengan Dave.Diana tidak membalas pesan dari Michel karena Diana belum membacanya. Dave memesan banyak barang kehamilan untuk Diana melalui Kania agar lebih aman.Tak lama Mia datang dengan membawa beberapa kotak susu hamil, biskuit khusus ibu hamil, vitamin dan juga buah-buahan untuk Diana.
Saat Diana baru sampai di dapur dan mencium aroma mie instan milik Doni, tiba-tiba saja perut Diana kembali mual dan ingin muntah."Apa yang kamu makan itu, Doni? Bau sekali," ujar Diana berjalan menutup hidung ke arah wastafel sedang Doni yang bingung hanya diam saja.Karena penciuman Diana sedang sensitif, Diana jadi tidak bisa memasak atau makan apapun yang menurut Diana berbau menyengat."Kamu duduk saja di sini. Kamu sarapan roti dan buah ya?" Dave menawarkan Diana sarapan dan Diana mangangguk sebagai jawaban karena setelah muntah Diana memang merasa sangat lapar.Diana berharap kali ini dirinya tidak memuntahkan kembali makanannya agar tidak membuat Dave repot."Terima kasih, Dave." Diana menerima piring berisi roti dan juga buah yang telah dipotong dari Dave dan menaruhnya ke atas meja makan."Sama-sama, Sayang." Dave tersenyum tulus di tengah rasa bingungnya karena sampai kini lidah Dave tidak bisa merasakan rasa manis."Ah, Sayang. Kamu di sini dulu ya, aku mau ke kamar seben
Di dalam mobil Dave. Dave menangis tersedu-sedu. Dave melihat foto Diana dan Doni dari ponselnya lalu melihat selembar kertas hasil pemeriksaannya dari rumah sakit.'Kanker otak stadium akhir', isi tulisan di lembar kertas laporan kesehatan Dave. Bukan harapan Dave seperti itu. Penyakit berbahaya itu tumbuh, bersarang dan menyebar di saraf otak Dave.Kata dokter, Dave tidak punya harapan untuk bisa sembuh dan hanya bisa menghabiskan waktu-waktu terakhirnya seorang diri karena Dave tidak ingin membuat Diana bersedih. Padahal nyatanya Diana jauh lebih sedih saat Dave ingin pergi meninggalkan Diana tanpa alasan yang jelas.Dave pergi menuju kantornya untuk mengurus semua berkas agar Dave bisa segera pergi ke salah satu rumah sakit di Singapura atas rujukan rumah sakit.Di apartemen Dave."Kenapa kamu melakukan ini padaku? Apa salahku? Kenapa di saat aku mulai membuka hatiku untukmu, kamu malah pergi? Kamu jahat sekali, Dave." Diana menangis tersedu-sedu di atas ranjangnya seraya bergumam
Satu hari setelah Dave pergi, Diana menolak untuk makan dan minum. Diana hanya menangis dan bergumam. Diana juga berusaha menelpon Dave dan mengirimi Dave pesan, tapi Diana tidak sekalipun mendapat jawaban."Doni, kenapa Dave pergi? Aku salah apa? Mengapa dia meninggalkan kita?" Diana bertanya pada Doni di tengah isakannya.Tak lama, seseorang memencet bel apartemen Dave dan Doni segera berlari untuk memeriksa siapa yang datang. Doni harus lebih siaga untuk melindungi Diana mulai sekarang."Siapa di sana?" tanya Doni dari depan pintu."Saya, sekretaris Pak Dave." Seorang pria menjawab Doni.Doni membuka pintu masuk apartemen saat pria itu menyebutkan nama Dave. "Silakan masuk," ujar Doni mempersilakan."Terima kasih," jawab pria yang mengaku sebagai sekretaris Dave itu.Di ruang tamu."Ada apa, Pak? Kak Dave tidak ada di rumah," ujar Doni pada pria tersebut."Saya tau, nama kamu Doni kan? Saya
"Bagus sekali, Jake buat kerja sama dengan perusahaan mereka." pinta Michel pada Jake dengan wajah senang."Baik, Tuan." Jawab Jake seperti biasa.Di dalam kantor Dave, tepatnya ruangan Dave, Diana dan Doni terlihat bingung mendengar Aldo menjelaskan tugas mereka.Diana memang pernah bekerja di kantor Michel sebelumnya sebagai asisten Michel, tapi Diana masih tidak tahu tugasnya karena Michel hanya menyuruhnya menyalin tulisan saja.Setelah beberapa jam mendengar ocehan Aldo, akhirnya Diana memutuskan untuk berpura-pura mengerti dan menyuruh Aldo pergi dari ruangan Dave yang saat ini sudah menjadi ruangannya."Baiklah, aku mengerti. Pergilah, Pak Aldo." Usir Diana dan Aldo tidak punya pilihan lain selain pergi dari ruangan Diana dengan penuh beban."Doni, nanti sore kita pergi ke rumah sakit tempat Dave terakhir kali periksa. Atau kita temui Kania, aku akan tanya pada Kania apa yang terjadi pada Dave. Dia tampak aneh setelah selesai periksa." Otak Diana kembali bekerja normal untuk me
Setelah dari rumah sakit tadi, Diana memutuskan untuk langsung pulang ke rumah agar bisa bersiap-siap memesan tiket pesawat dan juga menyiapkan keperluan apa saja yang akan mereka butuhkan nanti.Diana tidak memberitahu siapapun tentang keinginannya yang ingin menyusul Dave ke Singapura tapi ternyata Michel sudah tau niat Diana itu.Michel ingin menemani Diana dan mendampingi Diana untuk menemui Dave. Michel juga ingin bertemu Dave untuk kali terakhirnya sebelum Dave benar-benar pergi untuk selamanya. Kali ini Michel harus menekan jauh egonya agar tidak bertindak gegabah saat melihat Diana. "Bagaimana jika Diana menolakku? Dia pasti akan menolakku," pikir Diana membayangkan jika pasti Diana akan menolak niat baiknya itu.Masa bodo dengan pikirannya, Michel segera melajukan mobilnya ke apartemen Dave untuk menemui Diana. Jika Diana menolak, masih ada cara lain untuk bisa menemani Diana yaitu dengan membeli tiket yang kursinya berdampingan dengan Diana.Dengan gugup Michel menekan bel
Jake meminta salah seorang petugas hotel membuka pintu kamar Dave dengan alasan pribadi mereka dan jika pihak hotel menolak, mereka akan dituntut.Pintu hotel terbuka, memperlihatkan Dave dan Mia sedang tidur berduaan dengan Mia memakai pakaian sexi seperti mereka baru saja melakukan adegan panas.Michel melirik ke arah Diana yang terlihat tidak berekspresi saat melihat suaminya berduaan dengan wanita lain yang Diana juga sebenarnya kenal dengan wanita itu.Diana hanya terlihat menghela nafas panjang lalu masuk ke dalam kamar tersebut diikuti oleh Michel sedang Jake menahan Doni di luar kamar karena Doni masih dibawah umur untuk melihat hal seperti itu."Dave, bangunlah! Aku tau kamu berbohong." Dengan tenang Diana membangunkan Dave dengan menendang kaki Dave yang keluar dari selimut.Dave dan Mia pura-pura terbangun mendengar suara Diana. Mereka memasang wajah mengantuk bak baru bangun tidur, padahal wajah Mia masih terlihat segar bahkan makeup Mia masih menempel di wajahnya sedang D