Share

13.

Sedari tadi malam, aku belum ke luar kamar. Tuan Hamiz pun belum kembali sejak semalam. Aku tidak tahu juga Tuan Hamiz pergi untuk apa dan tidak mau tahu juga. Hanya saja, saat Dania semalam ke mari dan menjambak rambutku. Kulihat Tuan Hamiz langsung menarik Dania dan pergi dengan mobil Dania.

Tuan Hamiz tidak mengirimkan pesan. Mungkin sekarang ia tengah menikmati dunianya bersama Dania. Lagi pula, yang Tuan cintai pun adalah Dania, bukan aku. Memikirkan semuanya membuatku lapar, padahal aku kira aku sudah punya cadangan makanan.

Kubuka pintu setelah semalaman suntuk di dalam. Ibu yang lagi duduk di sofa langsung menghampiriku.

”Hamiz nggak ngomong apa-apa?” tanya ibu.

Aku terus melewati ibu menuju dapur hendak membuat susu dan sereal. Ibu ikut mengekor. Sejak di sini aku pun melihat sisi yang lain dari ibu. Ia menikmati semua ini. Mataku menatapnya melalui ekor mata. Wajah ibu cemas.

”Nggak, Bu.”

”Makanya, kamu harus bisa bikin Hamiz betah di rumah. Kalo diapa-apain itu mau! Jan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status