Share

20.

Di kantor aku tidak tenang, ingin pulang cepat namun pekerjaan menumpuk. Pikiran yang tidak jernih membuatku banyak menunda pekerjaan. Sudah dua jam aku hanya memelototi laptop. Kuusap wajahku, sepertinya aku membutuhkan kafein agar pikiranku yang berkabut ini sedikit jernih.

”Sayang.”

Dania tiba-tiba datang tanpa mengetuk pintu. Ia langsung menghujaniku dengan ciuman. Aku hanya diam saja menatap kosong ke depan.

”Kamu kenapa, sih? Aku tau.” Dania segera melumat bibirku, kubalas dengan malas. ”Kamu kenapa sih! Aku juga istri kamu! Aku mau kamu sekarang juga!”

Kutinggalkan Dania, biar saja dia merengek. Aku sudah pusing menghadapi satu istri, salahku juga yang menambah kepusingan itu sendiri. Aku ke cafe di depan gedung kantor, ternyata Dania pun mengekor.

”Kamu kenapa!”

Ini pertanyaan entah ke berapa kali dalam sejam. Aku enggan menjawab. Menjawab pun akan salah kembali. Kopiku datang, kuhirup aromanya yang membuatku tenang. Kemudian menyeruputnya seolah kabut yang memenuhi kepala mu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status