Share

Bab 30 (Hikam)

Saat aku tiba di halaman rumah, kulihat Aghni sedang bermain mobil-mobilan. Tentu saja itu barang mainannya Ikhda karena anak itu tertawa riang di belakang adik sepupunya yang sedang mendorong mobil sebesar bantal.

"Assalamu'alaikum, Aghni. Assalamu'alaikum Ikhda," sapaku sambil mengecup dahi mereka satu persatu.

"Wa'alaikumussalam, Pak Dhe," pekik Ikhda. Balita itu sudah jauh lebih besar dari terakhir kali aku melihatnya. Ia juga sudah bisa menjawab salam dengan sempurna. Aghni dengan wajah berbinar-binar meraih kantung keresek yang kubawa.

"Aghni, jawab apa sama Ayah?" Aku merangkul satu-satunya anak perempuanku.

"Ikum salam," jawabnya singkat.

"Nah, anak pintar. Aunty Fatma di mana sekarang?" Tanyaku padanya untuk melatih ingatan.

"Di dalam," sahut Ikhda.

"Hmm, baiklah. Pak Dhe mau nengok Bundamu dulu. Ini Pak Dhe bawakan kue lapis, tapi cuma satu. Nanti kamu bagi dua sama adikmu, ya," pesanku pada Ikhda.

Ia mengangguk sembari memandangi keresek yang kubawa. Aku sengaja memberik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status