Share

Bab 72 (Rizki)

"Ayah, ada telfon." Ikhda mengantarkan handphone Rizki yang sudah berdering lama ke meja makan. Awalnya Rizki berniat meninggalkan handphone-nya beberapa saat ketika berada di rumah karena sudah sangat penat.

"Terima kasih, Nak," gumam Rizki. Ia mengerutkan dahi ketika pengacara yang disewakan Hikam menelpon. Lelaki itu baru mulai menyelidiki kantornya diam-diam, Rizki pun ragu ketika akan mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum, maaf ada apa ya, Pak?" sapa Rizki. Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk, tanpa alasan yang jelas tiba-tiba perut Rizki terasa mual.

"Wa'alaikumsalam," jawab lelaki itu kemudian tertawa, membuat Rizki semakin bingung. "Petunjuk ada di depan mata ternyata, Pak Rizki," ujar Pak Alfonso.

"Ma ... maksudnya, Pak?" 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status