Share

Airin kembali

Aku dan Rido pun pamit pada Santi. Di sepanjang perjalanan Rido hanya terdiam dan fokus mengendarai sepeda motornya saja. Berbeda dengan sebelum kami pergi tadi, duda keren itu tadi terlihat sangat gelisah.

"Oi...Om, jangan seperti orang bingung gitu dong, kalau belum siap. Ya sudah nggak usah di paksakan," ucapku saat kami baru saja sampai di rumah emak.

"Bukan begitu, Kak..."

"Terus kenapa?" tanyaku kepada adik iparku itu.

"Aku hanya tak menyangka tanggapan Santi seperti itu," jawab Rido pelan dan terlihat masih seperti orang kebingungan.

Aku terkekeh, "Yang harus dilakukan sekarang adalah tunjukkan keseriusan Om, kalau Om itu benar-benar nggak main-main..."

"Aku serius, Kak. Tapi..."

"Apa?...kalau memang serius, ayo buruan di lamar. Ntar keduluan orang lain, nyesal lagi."

"Iya...Kak, iyaaa... tapi, bantuin ngomong sama emak ya," ucap Rido dengan raut wajah memelas.

Aku mengacungkan jempolku seraya tersenyum.

"Ada yang mau lamar-lamaran nih?"

Baru saja kami hendak masuk rumah, kami
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status