Share

POV Rido

Hatiku hancur berkeping-keping melihat wanita yang paling ku hormati terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Rasa bersalah selalu menghantui pikiranku, kalau saja aku tak memaksa kehendak ku agar Airin pulang pasti semua ini tak akan terjadi.

"Do... Rido." serak suara emak memanggilku namaku. Ku lirik jam di tanganku menunjukkan pukul dua dini hari, berati hampir dua belas jam emakku tak sadarkan diri.

"Iya, Mak. Ini Rido," sahutku seraya memegang tangan wanita yang telah melahirkanku itu.

"A...irin, Do..." ucap emak lemah.

"Iya, Mak. Aku tahu."

"Emak sudah sadar, Do?" tanya bang Rozi yang juga terbangun dari tidurnya.

Ya, aku tak sendirian di sini, ada bang Rozi dan bapak bersamaku. Mungkin lelah dan kantuk, mereka berdua pun ketiduran.

"Iya, Bang. Abang di sini dulu bersama emak, aku mau panggilkan suster."

Emak sudah di periksa oleh suster jaga, dan sekarang emak pun kembali tertidur. Tinggal besok nunggu diagnosa dokter, mudah-mudahan emak nggak kenapa-napa.

"Kau istirahat saja,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status