Bab 50) Kalina Minta Cerai (2)Kalina maju beberapa langkah dan berdiri tepat di depan Hendra yang gemetar. Untung saja ia terduduk di sofa yang kuat menahan bobot tubuhnya. Wanita itu memegang bahu Hendra, menekannya kuat-kuat."Kamu pikir tujuanku menikah denganmu itu apa, hah? Karena cinta? Makan tuh cinta! Dasar lelaki bodoh!" Kalina tertawa terbahak-bahak sembari mempererat pegangan tangannya.Hendra meringis. Dia menepis keras tangan istrinya sehingga pegangan itu terlepas."Ternyata kamu memang perempuan tidak punya hati, Kalina. Aku memberimu kesempatan untuk menjadi istri yang baik, mengasuh Aira dan menjaganya bersama-sama dengan putrimu, tapi ternyata aku salah. Aku sudah salah menikahimu. Aku sudah salah menilaimu. Apa yang kuberikan padamu tak pernah bisa membuatmu puas." Hendra menelan ludahnya sendiri membasahi tenggorokannya yang kering. Hatinya bergemuruh, sangat kecewa."Sebelum aku bisa menguasai seluruh harta kalian, maka aku tidak akan pernah puas!""Oh, ya?" Enta
Bab 51) Rencana Papa HendraSementara di kamarnya, Hendra terduduk lemas di pembaringan. Baru terasa dia sangat lelah. Pertengkaran dengan Kalina menguras seluruh emosi dan juga tenaganya. Tenggorokannya kering. Hendra meraih secangkir air mineral yang memang selalu tersedia di tepi ranjangnya, meneguknya hingga tandas.Lelaki itu menghela nafas berat berat. Harus bagaimana lagi ia menyadarkan istrinya? Bukannya sadar, Kalina justru semakin memberontak. Menyesal dulu ia menyetujui usul Aira untuk membebaskan Kalina. Tahu begini, biarkan saja wanita itu membusuk di penjara, sama seperti Arnold yang kasusnya kini sudah masuk ke persidangan.Berbekal informasi dari orang-orang yang disewanya, Hendra mengetahui latar belakang Kalina. Sekali lagi, penyesalan selalu datang terlambat. Dia sangat menyesalkan, kenapa dulu tidak pernah menyelidiki latar belakang Kalina. Benar, ternyata Arnold adalah mantan pacar Kalina yang kebetulan bertemu kembali saat mendapati Arnold bekerja sebagai senior
Bab 52) Mimpi Menjadi KenyataanAthar tak menjawab. Dia melenggang masuk, melemparkan tas kerjanya ke pembaringan, kemudian menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. Aira lah yang berinisiatif melepas sepatu lelaki itu, kemudian kaos kakinya."Sayang," tegur Aira mengamati perubahan di wajah sang suami."Maaf, Sayang. Sepertinya aku kelelahan hari ini....""Istirahatlah sebentar. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi." Aira bergegas ke kamar mandi setelah sebelumnya mengambil handuk bersih dari dalam lemari pakaian.Sementara itu, Athar melepas jas dan dasi yang masih melekat di tubuhnya, kemudian melemparkannya ke sembarang arah. Lelaki itu memijat pelipisnya. Kepalanya benar-benar pening, entah kenapa. Untung saja dia kuat menyetir dari kantor sampai rumah, mengingat ia, Nicko dan Gita selalu pulang sendiri-sendiri. Apalagi Gita. Mana pernah gadis itu ikut semobil dengannya. Hubungan Athar dan Gita lebih dominan sebagai teman kerja ketimbang saudara sepupu.Merasa tak tahan de
Bab 53) Berkacalah Yang JelasKalina melenggang begitu saja masuk ke dalam ruangan kerja dengan senyum menyeringai penuh kemenangan. Kali ini misinya pasti akan berhasil.Map yang berada di dalam pelukan Aira itu menjadi pusat perhatiannya. Tidak sia-sia ia membuntuti Hendra yang memang pergi tanpa pamit dari rumah. Ternyata ini yang dia lakukan. Tega sekali Hendra bermain di belakangnya. Kini sudah terbukti Hendra lebih menyayangi putri kandungnya sendiri ketimbang mereka, Kalina dan Kiara. Posisinya memang hanya sebagai ibu tiri dan saudara tiri, tapi bukan berarti mereka bisa diperlakukan semena-mena. Apalagi Kalina sudah punya rencana bagus, yaitu menjual 3 unit restoran Alia Resto and Cafe kepada Brian. Brian, seorang lelaki yang baru saja kembali dihubunginya setelah 15 tahun berlalu. Kalina tidak menyangka, ternyata lelaki itu semakin sukses. Brian Indrawan Sutejo, pemilik Agung Mulia Resto Group yang sangat terkenal itu."Apakah kedatanganku mengejutkan kalian?" Seringainya ta
Bab 54) Lelucon Macam Apa Ini?Hendra mendengus, lantas mendorong kasar tubuh Kalina, membawanya keluar dari ruang kerjanya, kemudian mengunci ruangan itu."Ini bukan soal dengan siapa Aira menikah, tapi soal amanat mendiang ibunya. kamu tahu, dulu aku bukanlah siapa-siapa. Semua harta yang aku miliki berasal dari ibunya Aira dan sekarang putrinya lah yang harus menjadi pewaris semua ini. Sudah berkali-kali aku menjelaskan ini kepadamu, bukan? Aku rasa aku sudah berlaku adil kepadamu dan Kiara," ujar Hendra sembari terus melangkah hingga akhirnya dia keluar dari bangunan restoran itu."Tapi aku sudah berjanji kepada Brian...."Hendra menatap dingin wanita yang sudah membersamainya selama lebih 15 tahun itu. "Itu urusanmu, bukan urusanku. Kamu tinggal cancel saja. Apa susahnya?!""Kamu pikir akan semudah itu?!" Kalina yang belum menyerah terus mengiringi Hendra meskipun lelaki itu kini sudah berada di samping mobilnya."Ya, tentu saja akan sangat mudah. Kamu yang membuat janji. Kenapa
Bab 55) Kedatangan KeanoWanita itu mendesah, kemudian menggiring lelaki yang berprofesi sebagai pengacara itu ke atas ranjang. Dia mulai melakukan tugasnya, memberikan rangsangan-rangsangan untuk lelaki setengah baya itu. Adnan mengerang frustasi. Hal seperti ini yang tak pernah ia dapatkan dari wanita yang sudah menemani hidupnya selama 20 tahun terakhir. Dari dulu ia selalu menyukai permainan Kalina. Adnan adalah pelanggan yang cukup loyal. Hanya sayangnya, hubungan mereka terputus lantaran Karina memutuskan menikah dan tak mau lagi menjalani profesinya sebagai wanita pemuas birahi pria.Bagaikan mimpi saja. Hari ini ia bisa kembali menikmati tubuh seksi dan liang surga yang selalu ia rindukan. Walaupun Kalina sudah berusia 40 tahun lebih, tetapi wajah dan tubuhnya tidak terlalu banyak berubah, masih tetap cantik dan seksi. Demikian pula permainan ranjangnya, tetap saja sama seperti saat ia masih muda dulu.Keduanya kini bergulat di ranjang, tanpa sehelai benang pun. Peluh bercamp
Bab 56) Senjata BuleMeskipun merasa enggan, tetapi Keano tetap mengekor langkah sepasang suami istri itu. Dia tak punya pilihan, walaupun merasa seperti obat nyamuk yang harus menyaksikan kemesraan Athar dan Aira.Mungkin memang sudah waktunya ia merelakan, tapi rasanya sangat sulit untuk itu. Melihat interaksi keduanya yang jelas terlihat tulus, saling mencintai. Apalah dayanya yang hanya bisa mencintai dalam diam.Athar memberikan jas, dasi dan tas kerjanya kepada Aira yang segera membawanya masuk ke dalam, menapaki anak-anak tangga menuju lantai atas, setelah sebelumnya ia mampir di dapur meminta asisten rumah tangganya membuatkan minum untuk tamu dan suaminya.Athar merentangkan tangan, berusaha meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku."Bagaimana kabar Kakek sekarang, Keano? Aku dengar kamu sekarang sudah bisa menghandle Diamond Group." Athar menatap lelaki itu serius, berusaha mengalihkan pembicaraan, tak ingin perhatian Keano terus terfokus kepada istrinya."Kakek masih sama
Bab 57) Open BOGadis itu berdiri di depan pintu. Matanya nyalang menatap seisi kamar yang telah berubah total. Pandangannya yang langsung terpusat kepada ranjang yang terlihat berantakan. Kalina seketika berdiri sembari membekap mulutnya. Ups, ia lupa menyingkirkan sprei kotor lantaran terkena cairan putih itu ke keranjang cucian."Kiara....""Mama, kenapa berada di kamarku? Jelaskan, Ma." Kiara mendekat dan terbelalak saat memindai penampilan Kalina malam ini. Gaun tipis yang di kenakan oleh ibunya mengekspos seluruh tubuh ibunya tanpa kecuali."Buat apa Mama berpakaian seperti ini? Ini kamarku dan aku tahu Papa sedang tak ada di rumah," cetus gadis itu."Siapa bilang Mama berpakaian seperti ini untuk papamu yang pelit itu?" Kalina tertawa renyah. Dia langsung menarik sprei dan melemparkannya ke keranjang cucian.Setelah itu ia melangkah menuju lemari, mengambil sprei yang bersih, kemudian membentangkannya."Selesai!" racau Kalina mengacungkan jempol, tanpa merasa bersalah sama