Bab 46) Apalah Artinya Sebuah Video Dari bandara tempat pesawat pribadinya mendarat, mereka langsung tancap gas menuju Alia Resto and Cafe. Setelah berkendara selama satu jam penuh, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Athar dan Aira seolah berlomba mencapai bangunan restoran sekeluarnya mereka dari mobil. Di belakang, Nicko mengiringi dengan langkah-langkahnya yang panjang. Suasana restoran sangat sepi. Tak ada satupun pengunjung, hanya para karyawan yang terlihat. Beberapa diantaranya malah asyik mengobrol karena tidak ada yang bisa dikerjakan. Tampaknya video yang sedang viral itu berdampak sangat besar bagi jumlah pengunjung. "Pa...." Aira menghambur ke pelukan sang Papa saat ia mendapati lelaki paruh baya itu di ruang kerjanya. "Sayang, kamu sudah pulang?" Hendra mengusap lembut kepala putrinya seperti tidak terjadi apa-apa. "Kenapa sampai begini, Pa?" cicit Aira lirih. "Tidak apa-apa, Sayang. Melihatmu pulang dengan sehat dan selamat, Papa sudah bahagia...." "Tapi
Bab 47) Saat Yang Tepat Untuk Berubah"Pa!" pekik Kalina. Oh, my God! Dia harus mengembalikan semua fasilitas yang didapatnya dari sang suami? Ah, yang bener aja!Hendra sudah menduga ini. Namun dia berusaha untuk tetap tenang. Ekor matanya melirik menantunya yang sontak menepuk bahu lelaki separuh baya itu."Asal Mama tahu, akibat dari perbuatan Mama itu sangat merugikan kita semua. Oke, Mama bisa keluar dari kasus ini karena Athar dan Papa sudah mencabut laporan. Tapi Alia Resto and Cafe terlanjur kehilangan kepercayaan pelanggan, tak ada orang yang bersedia mengunjungi restoran kita. Semua aktivitas restoran macet. Padahal Mama tahu, kan, sumber keuangan keluarga kita berasal dari mana?" Hendra menghela nafas setelah menjeda ucapannya. "Sekarang Mama harus terbiasa hidup sederhana. Ini demi kebaikan Mama sendiri. Sekarang juga kembalikan semua kartu dan kunci mobil. Kalau Mama mau pergi keluar rumah, Mama bisa minta sopir untuk mengantar. Kalau Mama butuh uang, bisa minta langsung
Bab 48) Ikut Terseret"Kamu kan bisa meminta bantuan bos kamu, Alvino. Tuan Albana itu lelaki baik. Dia pasti bisa membantumu untuk mengeluarkan Papa dari sini. Dia punya kekuasaan dan uang...." Arnold mencoba membujuk putranya.Alvino menggeleng. Dia menjelaskan jika kepemimpinan grup Diamond sudah berganti. Sekarang perusahaan perbankan terkemuka itu sudah di pegang oleh cucu Albana yang bernama Aristide Keano Favian. Banyak gebrakan baru yang di lakukan Keano dan tak ada waktu bagi CEO Diamond group itu untuk mengurusi permasalahan pribadi karyawannya.Alvino tak tahu jika Keano adalah sahabat Athar. Kalau di minta sekalipun, jelas Keano takkan sudi mengeluarkan Arnold dari penjara, apalagi persoalan itu menyangkut hidup mati Aira, wanita yang diam-diam masih dicintai oleh Keano. Alih-alih mengeluarkan, Keano justru akan menambah berat tuntutan bagi Arnold seandainya tahu Arnold lah yang mencoba meracuni Aira.Alvino hanya berbasa-basi sebentar, lalu pamit. Dia bertekad untuk tak m
Bab 49) Kalina Minta CeraiSebagai pengusaha kawakan, Hendra tentu tahu dan mengerti setiap situasi yang terjadi, hanya saja ia memilih memendamnya sendiri, tak ingin membuat Aira lebih terpukul. Namun hari ini ia sengaja mengatakan itu, karena ia sudah tidak sanggup lagi dengan semua kerugian yang diderita oleh Alia Resto and Cafe. Tak ada jalan lain. Dia harus menutup seluruh kegiatan operasional restoran dan merumahkan seluruh karyawannya tanpa kecuali."Tapi apa yang akan Papa lakukan setelah ini? Membuka usaha baru?" tanya Aira. Aira sangat menyayangkan restoran ini jika sampai tutup. Justru karena itu ia dan Athar mati-matian untuk mempertahankan restoran peninggalan mendiang ibu kandungnya itu."Papa belum tahu. Papa ingin istirahat dulu sampai situasi ini berakhir dengan sendirinya dan memberi kesempatan bagi orang-orang yang tidak menyukai Papa untuk bertepuk tangan. Biarkan saja Papa terlihat hancur di dalam pandangan mereka, karena memang itu yang mereka inginkan," ujar H
Bab 50) Kalina Minta Cerai (2)Kalina maju beberapa langkah dan berdiri tepat di depan Hendra yang gemetar. Untung saja ia terduduk di sofa yang kuat menahan bobot tubuhnya. Wanita itu memegang bahu Hendra, menekannya kuat-kuat."Kamu pikir tujuanku menikah denganmu itu apa, hah? Karena cinta? Makan tuh cinta! Dasar lelaki bodoh!" Kalina tertawa terbahak-bahak sembari mempererat pegangan tangannya.Hendra meringis. Dia menepis keras tangan istrinya sehingga pegangan itu terlepas."Ternyata kamu memang perempuan tidak punya hati, Kalina. Aku memberimu kesempatan untuk menjadi istri yang baik, mengasuh Aira dan menjaganya bersama-sama dengan putrimu, tapi ternyata aku salah. Aku sudah salah menikahimu. Aku sudah salah menilaimu. Apa yang kuberikan padamu tak pernah bisa membuatmu puas." Hendra menelan ludahnya sendiri membasahi tenggorokannya yang kering. Hatinya bergemuruh, sangat kecewa."Sebelum aku bisa menguasai seluruh harta kalian, maka aku tidak akan pernah puas!""Oh, ya?" Enta
Bab 51) Rencana Papa HendraSementara di kamarnya, Hendra terduduk lemas di pembaringan. Baru terasa dia sangat lelah. Pertengkaran dengan Kalina menguras seluruh emosi dan juga tenaganya. Tenggorokannya kering. Hendra meraih secangkir air mineral yang memang selalu tersedia di tepi ranjangnya, meneguknya hingga tandas.Lelaki itu menghela nafas berat berat. Harus bagaimana lagi ia menyadarkan istrinya? Bukannya sadar, Kalina justru semakin memberontak. Menyesal dulu ia menyetujui usul Aira untuk membebaskan Kalina. Tahu begini, biarkan saja wanita itu membusuk di penjara, sama seperti Arnold yang kasusnya kini sudah masuk ke persidangan.Berbekal informasi dari orang-orang yang disewanya, Hendra mengetahui latar belakang Kalina. Sekali lagi, penyesalan selalu datang terlambat. Dia sangat menyesalkan, kenapa dulu tidak pernah menyelidiki latar belakang Kalina. Benar, ternyata Arnold adalah mantan pacar Kalina yang kebetulan bertemu kembali saat mendapati Arnold bekerja sebagai senior
Bab 52) Mimpi Menjadi KenyataanAthar tak menjawab. Dia melenggang masuk, melemparkan tas kerjanya ke pembaringan, kemudian menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang. Aira lah yang berinisiatif melepas sepatu lelaki itu, kemudian kaos kakinya."Sayang," tegur Aira mengamati perubahan di wajah sang suami."Maaf, Sayang. Sepertinya aku kelelahan hari ini....""Istirahatlah sebentar. Aku akan menyiapkan air hangat untukmu mandi." Aira bergegas ke kamar mandi setelah sebelumnya mengambil handuk bersih dari dalam lemari pakaian.Sementara itu, Athar melepas jas dan dasi yang masih melekat di tubuhnya, kemudian melemparkannya ke sembarang arah. Lelaki itu memijat pelipisnya. Kepalanya benar-benar pening, entah kenapa. Untung saja dia kuat menyetir dari kantor sampai rumah, mengingat ia, Nicko dan Gita selalu pulang sendiri-sendiri. Apalagi Gita. Mana pernah gadis itu ikut semobil dengannya. Hubungan Athar dan Gita lebih dominan sebagai teman kerja ketimbang saudara sepupu.Merasa tak tahan de
Bab 53) Berkacalah Yang JelasKalina melenggang begitu saja masuk ke dalam ruangan kerja dengan senyum menyeringai penuh kemenangan. Kali ini misinya pasti akan berhasil.Map yang berada di dalam pelukan Aira itu menjadi pusat perhatiannya. Tidak sia-sia ia membuntuti Hendra yang memang pergi tanpa pamit dari rumah. Ternyata ini yang dia lakukan. Tega sekali Hendra bermain di belakangnya. Kini sudah terbukti Hendra lebih menyayangi putri kandungnya sendiri ketimbang mereka, Kalina dan Kiara. Posisinya memang hanya sebagai ibu tiri dan saudara tiri, tapi bukan berarti mereka bisa diperlakukan semena-mena. Apalagi Kalina sudah punya rencana bagus, yaitu menjual 3 unit restoran Alia Resto and Cafe kepada Brian. Brian, seorang lelaki yang baru saja kembali dihubunginya setelah 15 tahun berlalu. Kalina tidak menyangka, ternyata lelaki itu semakin sukses. Brian Indrawan Sutejo, pemilik Agung Mulia Resto Group yang sangat terkenal itu."Apakah kedatanganku mengejutkan kalian?" Seringainya ta