Share

Chapter 18 Rona Merah

Apakah rasa ini mulai dalam, hingga menimbul buih cemburu?

Rayhan yang masih termenung dalam duduknya, menikmati hujan yang turun dengan deras. Dalam benaknya masih terasa sesak melihat pemandangan yang enggan dia lihat. Avraam yang merangkul bahu Linara dengan jarak mereka yang begitu dekat, berjalan bersama dalam satu payung. Semua masih terngiang dengan jelas.

“Harusnya Aku yang disana, huft...,” 

Rayhan yang masih bergelayut dengan pikirannya yang lekat akan kondisi sesaknya itu, Rayhan menggelengkan kepalanya dan menepuk lembut pipinya. Berusaha mengusir pikiran konyolnya itu. hal kecil seperti itu saja membuat Rayhan cemburu? Yang benar saja, Ayo boy lupakanlah.

Teringat akan buku yang masih Rayhan peluk itu, perlahan membuka kemasan buku yang telah dia beli, buku yang menceritakan sebuah perjalanan kisah cinta yang klasik. Dimana Ikhlas adalah sifat yang tertuai disana.

Karangan yang berjudul Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status