Share

Bab 10. Harga Diri

Lantunan ayat suci itu samar-samar menelusup dalam indra pendengaran Aida. Kelopak mata wanita itu mengerjap lambat, seiring dengan suara yang kian jelas terdengar. Merdu, seperti biasanya. Saat melihat jam di nakas, ternyata masih pukul empat pagi. Masih setengah jam lagi menuju waktu subuh. Dia lantas bangun dan duduk bersandar pada kepala ranjang. Diam-diam menikmati suara merdu sang suami yang sedang mengaji.

“Kamu kok nggak bangunin aku?” tanya Aida begitu Hanan selesai mengaji dan menyimpan mushaf pada rak di sampingnya.

Sontak saja lelaki itu beristigfar sambil mengurut dada. Kepala Hanan menoleh cepat ke arah sang istri yang terkekeh melihat reaksinya.

“Aida,” tegurnya lembut, “senang ya bikin aku jantungan.”

Lelaki itu kemudian berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepinya.

“Semalam kamu pulas banget tidurnya. Gimana? Masih pusing?” tanya Hanan khawatir.

Aida menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis.

“Sudah enteng, kok. Habis minum obat aku langsung tidur. Tadi bangun pas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status