Share

Part 48 : Jalan Setapak

Dua perahu kayu itu bergerak perlahan mengikuti arus sungai yang mengalir. Satu dua suara burung-burung terdengar bersiul merdu di pepohonan, para jengkerik berdengung dari sisi kiri dan kanan sungai. Malam sungguh begitu dingin, namun langit tampak begitu terang memancar. Purnama malam tujuh belas yang sudah mulai timpang itu baru saja menampakkan dirinya di ufuk timur. Berseri-seri.

Setelah melewati komplotan warga yang bersenjata di tepi sungai, kini Pak Wawan dan Tanjo sudah bisa lebih tenang dari sebelumnya. Pendayung mereka lebih banyak diam, hanya sesekali digunakan untuk mengendalikan arah perahu. Sementara itu di tepi sungai, Askar dan dua orang temannya masih berjalan tenang melewati rerumputan dan juga bebatuan. Akan tetapi semua itu tidak berlangsung lama, karena di depan sana ada sesuatu yang sedang menunggu mereka.

Cahaya bulan purnama tujuh belas yang bersinar terang di malam itu ternyata bukanlah sebuah hal yang baik bagi Pak Wawan dan kawan-kawan, akan tetapi hal ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status