Share

BAB 28 SATU TANDA DI TANGAN (Bagian 2)

“Emmmm mau mau mau, makan dulu yuk!”

Alif dan Nurul mencari tempat makan di luar stasiun, mereka mencari-cari ke segala arah. Alif memperhatikan satu outlet yang familiar baginya.

“Mas, kamu jangan keseringan makan ayam geprek pedas ya!”

Alif buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Akhirnya masuklah mereka ke warung nasi lesehan.

“Kamu cuma pesan ikan bakar sama sayur ayem aja mas?”

“Iya de, sayur asem itu favoritnya mas.”

Selesai makan mereka tak langsung bergegas ke Rawa Kuning. Nurul bergeser duduknya ke samping Alif. Ia kembali menyandarkan kepalanya.

“Kalau mau santai banget mas mau pesen kopi ya.”

Alif menyeruput kopi hitamnya dengan perlahan. Menenangkan hatinya dengan pahit dari rasa kopi. Kopi favorit Alif adalah kopi pahit, baginya rasa pahit yang berasal dari kopi murni kejujuran dan apa adanya. Tak peduli jika ada gula maupun susu yang men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status