Share

Bab 104. Angkat Bicara

Setiap kesempatan, tidak bosan aku memandang jari manis yang terlihat semakin manis. Cincin yang melingkar menerbitkan senyuman selalu.

Seperti sekarang, setiap jari-jari ini bermain di atas keyboard selalu saja mata ini menangkap kilauannya. Dia seperti benda ajaib yang menjadikan aku lebih hidup, dan kepala ini menjadi cemerlang.

Di setiap aku kehilangan ide untuk menentukan alur cerita, pasti ada jalan keluarnya ketika aku memeras otak sambil memainkannya. Ide meluncur tanpa hambatan untuk menuntaskan cerita yang sudah meraih penghargaan kemarin.

Ucapan selamat dari teman-teman penulis lainnya tidak henti-hentinya masuk di kolom pembaca. Ya, mereka teman di dunia online. Sedangkan di dunia nyata, hanya Alex kekasihku yang tahu, dan terakhir Ibu aku beritahu saat lomba kemarin.

“Kamu tidak ingin membuka identitasmu sebenarnya?” tanya Alex.

“Tidak.”

“Kenapa?”

“Aku lebih nyaman dengan keadaanku sekarang ini. Mungkin lebih tepatnya belum.”

Seakan tidak mengerti jalan pikiranku, dahi ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status